Purbaya Effect: Saham GGRM, HMSP & Lainnya Meroket!

Posted on

mellydia.co.id, JAKARTA – Perdagangan saham emiten rokok mengalami lonjakan signifikan pada Senin, 16 September 2025. Saham-saham seperti GGRM dan HMSP memimpin kenaikan, mengalami peningkatan dua digit. Apa yang menyebabkan lonjakan dramatis ini? Mari kita telusuri lebih dalam.

Berdasarkan data Stockbit pukul 14.20 WIB, saham PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) melesat 19,09% ke level Rp11.075. Kenaikan serupa juga terlihat pada saham PT H.M Sampoerna Tbk. (HMSP) yang meningkat 24,32% ke Rp690. PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) pun tak mau ketinggalan, mengalami peningkatan sebesar 23,77% hingga mencapai Rp302. Sementara itu, saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk. (WIIM) melompat 22,89% ke level Rp1.020.

Para analis mengaitkan lonjakan ini dengan pernyataan Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, mengenai kebijakan cukai hasil tembakau (CHT). Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menjelaskan bahwa pernyataan Menteri Purbaya yang menyebutkan peluang penurunan CHT, didukung DPR, telah mempengaruhi pasar.

Nafan mencatat dampak serupa terjadi setelah pengumuman reshuffle Menteri Keuangan pada 8 September 2025. Meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan 1,28% ke 7.766,84 pada penutupan hari itu, saham-saham emiten rokok justru mengalami kenaikan signifikan. GGRM misalnya, melejit 12,50% ke Rp9.900; HMSP meningkat 17,76% ke Rp630; WIIM naik 16,35% ke Rp925; dan ITIC naik 11,61% ke Rp250. Meskipun sempat mengalami koreksi setelah momentum tersebut, harga saham rokok kembali menguat signifikan hari ini.

Menurut Nafan, penurunan CHT tahun depan, jika benar terjadi, akan menjadi katalis positif bagi emiten rokok. Hal ini akan meningkatkan kinerja fundamental mereka dan menekan peredaran rokok ilegal yang semakin marak akibat disparitas harga yang signifikan. Peningkatan penjualan (top line) diharapkan berdampak pada perbaikan laba bersih.

Dari sisi teknikal, Nafan menambahkan bahwa pergerakan harga saham rokok telah menunjukkan pola sideways, menunjukkan pergerakan keluar dari tren penurunan (down trend).

Senada dengan Nafan, Direktur Reliance Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada, melihat lonjakan harga saham rokok sebagai reaksi pasar terhadap sentimen kebijakan cukai rokok. Selain itu, Reza juga menganggap isu tenaga kerja sebagai faktor penggerak, mengingat industri rokok merupakan industri padat karya. Ia memperkirakan perburuan saham rokok akan berlanjut hingga pelaku pasar melakukan profit taking dan menunggu sentimen selanjutnya.

Mengenai kebijakan cukai rokok, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan pemerintah masih melakukan kajian menyeluruh. Meskipun peluang penurunan tarif tetap terbuka, keputusan akhir akan bergantung pada hasil analisis lapangan yang lebih mendalam.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

Saham emiten rokok seperti GGRM, HMSP, ITIC, dan WIIM mengalami kenaikan signifikan hingga dua digit pada 16 September 2025. Kenaikan ini dikaitkan dengan pernyataan Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, mengenai kemungkinan penurunan cukai hasil tembakau (CHT) yang didukung DPR. Analis melihat penurunan CHT sebagai katalis positif bagi kinerja fundamental emiten rokok dan menekan peredaran rokok ilegal.

Lonjakan harga saham juga dipengaruhi oleh sentimen kebijakan cukai rokok dan sektor padat karya dari industri rokok. Meskipun pemerintah masih mengkaji secara menyeluruh mengenai penurunan tarif CHT, pasar merespon positif potensi penurunan tersebut. Para analis memprediksi pergerakan harga saham akan berlanjut hingga investor melakukan profit taking.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *