JAKARTA – Sektor otomotif Indonesia diperkirakan akan menghadapi periode penuh tantangan pada semester II – 2025. Proyeksi ini didasarkan pada potensi melemahnya daya beli masyarakat, ketidakpastian kondisi ekonomi global, dan sengitnya persaingan harga di pasar.
Menyikapi dinamika tersebut, sejumlah analis pasar modal telah mengeluarkan rekomendasi terbaru untuk saham-saham emiten otomotif. Berikut adalah ulasan mendalam mengenai prospek dan rekomendasi saham pilihan untuk perdagangan Senin (15/9/2025).
1. PT Astra International Tbk (ASII)
Dalam laporan semester I – 2025, PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan penurunan pangsa pasar penjualan mobilnya menjadi 53,6%, dari sebelumnya 57,6% pada periode yang sama tahun 2024. Penurunan ini sejalan dengan melemahnya penjualan mobil ASII sebesar 15% secara tahunan (YoY) selama Januari-Juni 2025, dengan total 202.000 unit terjual.
Melemahnya daya beli masyarakat dan semakin ketatnya persaingan dari produsen mobil asal China menjadi pemicu utama tren negatif ini. Untuk sisa tahun 2025, proyeksi penjualan mobil nasional diperkirakan akan tetap stabil, namun diwarnai oleh intensitas persaingan yang meningkat signifikan. Peluncuran beragam model mobil listrik baru dari China dengan tawaran harga yang sangat kompetitif berpotensi memicu perang harga di pasar otomotif.
Meski demikian, Ratna Lim dari Phintraco Sekuritas, dalam risetnya tanggal 28 Agustus 2025, memberikan rekomendasi Buy untuk saham ASII dengan target harga Rp 6.100.
2. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA)
PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) menunjukkan komitmennya terhadap inovasi di sektor otomotif dengan memperkenalkan dua produk baru pada GIIAS 2025 di bulan Juli: Baterai Tambahan dan komponen konversi Kendaraan Listrik (EV). Baterai tambahan ini dirancang sebagai alternatif superior pengganti baterai sepeda motor konvensional, dibanderol Rp 300.000 per unit (12V/6Ah) dan menawarkan masa pakai hingga 5 tahun, jauh lebih lama dibandingkan produk standar yang umumnya hanya bertahan 2-3 tahun.
Saat ini, produksi baterai tambahan DRMA masih terbatas, dengan sebagian besar output diekspor ke Korea Selatan. Namun, perusahaan berencana untuk memperluas distribusi ritel dan memulai produksi massal dengan kapasitas 200 ribu unit pada awal tahun 2026. Lebih lanjut, DRMA juga memamerkan beragam produk inovatif lainnya terkait EV, termasuk motor BLDC, baterai EV, dan pengendali yang memungkinkan konversi sepeda motor Internal Combustion Engine (ICE) roda dua menjadi EV, dengan estimasi biaya sekitar Rp 16 juta.
Jason Sebastian dari Samuel Sekuritas, dalam risetnya tanggal 9 September 2025, merekomendasikan Hold untuk saham DRMA dengan target harga Rp 950.
3. PT Astra Otoparts Tbk (AUTO)
PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) melaporkan laba bersih sebesar Rp 939 miliar pada semester I – 2025, mengalami penurunan 7,38% secara tahunan (YoY). Kendati demikian, segmen perdagangan perusahaan menunjukkan kinerja yang stabil dengan pertumbuhan 2% YoY. Kinerja positif ini utamanya didorong oleh permintaan suku cadang pengganti yang konsisten, terutama dari segmen populasi mobil bekas yang sangat besar di Indonesia.
Segmen perdagangan menyumbang lebih dari 40% dari total pendapatan AUTO, yang didukung oleh salah satu jaringan purna jual otomotif paling komprehensif di Tanah Air. Untuk menjaga momentum pertumbuhan, perusahaan ini secara aktif terus memperluas jangkauan ritelnya serta merencanakan pembukaan pabrik internasional baru guna memperkuat posisi pasarnya.
Paulina Margareta dari Maybank Sekuritas, melalui risetnya tanggal 30 Juli 2025, memberikan rekomendasi Buy untuk saham AUTO dengan target harga Rp 2.500.