Marquez Mengeluh Ducati di MotoGP San Marino 2025: Rossi Jadi Faktor?

Posted on

Pembalap andalan Ducati Lenovo, Marc Marquez, menunjukkan semangat juang yang luar biasa di Sirkuit Misano pada Jumat (12/9/2025) untuk MotoGP San Marino 2025. Setelah berjuang keras meraih posisi kelima di sesi Free Practice yang penuh tantangan, ia bangkit secara dramatis dengan mengklaim posisi teratas di sesi Practice, mengamankan tiket langsung ke Q2, meski sempat digusur oleh rival senegaranya, Francesco “Pecco” Bagnaia, di puncak waktu.

Marquez secara terbuka mengakui awal balapan yang sulit di pagi hari, di mana ia merasa motornya sangat sulit dikendalikan. Namun, berkat adaptasi yang cepat dan kerja keras tim teknisnya, ia berhasil mengubah peruntungan di sesi sore. Di tengah perjuangannya, The Baby Alien juga menyoroti dominasi kecepatan para pembalap Italia, sekaligus mengidentifikasi area trek krusial yang perlu ia tingkatkan demi menjaga daya saing di Misano.

“Ini bukan hari yang mudah, meskipun saya merasa jauh lebih baik di sore hari,” ungkap Marquez, dikutip dari MotoSan, menggambarkan kerasnya sesi pagi. “Pagi harinya kami keluar dan saya harus bernapas di balik helm karena rasanya kurang nyaman. Situasinya sudah banyak berubah dibandingkan dengan Catalunya. Motornya tidak stabil, semuanya sangat agresif, saya berjuang keras mengendalikan motor, sampai saya harus mengambil napas panjang di balik helm. Karena itu, saya melakukan sedikit pengaturan ulang untuk sesi Practice di sore hari.”

“Saya menyadari bahwa saya tidak bisa membalap dengan cara seperti itu,” jelasnya. “Saya kemudian beradaptasi dengan situasi yang ada, dan tim juga turut membantu saya untuk mendapatkan perasaan yang lebih baik saat melaju di trek.”

Pemegang enam gelar juara dunia MotoGP itu turut menganalisis performa para rivalnya dari Italia di Sirkuit Misano, serta bagaimana keunggulan kandang memengaruhi mentalitas mereka. “Semua pembalap Italia memulai dengan mentalitas yang berbeda. Ini adalah efek dari negara asal mereka,” papar Marquez. “Hal ini juga terjadi pada saya dan Alex di Catalunya. Anda tidak tahu mengapa, karena Anda melaju dengan hasrat yang sama, namun secara tak terduga Anda memiliki tingkat kepercayaan diri yang jauh lebih tinggi.”

Marquez menambahkan, “Anda berani mengambil sedikit lebih banyak risiko.” Ia mengamati bahwa tidak hanya Pecco Bagnaia, tetapi juga Marco Bezzecchi, Franco Morbidelli, dan Fabio Di Giannantonio, memulai dengan kecepatan yang sangat berbeda dan impresif. Para pembalap Italia ini, termasuk Pecco, Bezzecchi, dan Morbidelli, merupakan mantan anak didik dari akademi balap legendaris VR46 milik Valentino Rossi. Sementara itu, Fabio Di Giannantonio kini memperkuat tim Pertamina Enduro VR46, yang juga berada di bawah naungan Valentino Rossi.

“Mereka melaju sangat cepat sejak awal, dan kami berada di posisi yang sama dengan mereka,” tambah Marquez. “Saya belum memeriksa kecepatan mereka secara detail, tetapi saya pikir Marco Bezzecchi, dari catatan waktu dan kecepatan yang saya lihat, adalah yang paling mendekati level performa kami.”

Marc Marquez juga menanggapi posisinya sebagai salah satu favorit di Misano dan pendekatannya untuk sisa akhir pekan. “Saya tidak bisa menyangkalnya. Saya orang pertama yang tidak banyak bicara ketika Anda memberi tahu saya [tentang status favorit], saya selalu mencoba menjelaskan kenyataan,” ujar Marquez secara lugas. “Hari ini di trek, kami memiliki kecepatan tertinggi. Kini kami harus melihat apakah kami dapat mempertahankan standar tinggi itu besok, karena yang lain pasti akan mengejar.”

Untuk bisa semakin kompetitif, sang pembalap kemudian mengidentifikasi titik-titik krusial di trek yang perlu ia perbaiki guna mengukir waktu terbaik. “Tikungan 3 selalu menjadi titik yang sedikit lebih sulit bagi saya di sini,” tutur Marquez. “Tidak ada tikungan kiri di Misano, juga tidak ada tikungan di mana saya bisa mengejar waktu yang hilang di posisi 11-12, yang merupakan dua tikungan cepat ke kanan.”

Untuk meningkatkan peluang bersaing, terutama dengan para pembalap tuan rumah, Marquez melakukan “reset” total pada pengaturan motornya. Pembalap Ducati Lenovo itu tidak hanya berhasil mengungguli rival-rivalnya dalam hal catatan waktu tercepat, tetapi juga menunjukkan kecepatan balapan terbaik dengan menggunakan ban medium. Ini menjadi indikasi kuat dominasinya.

Namun, pencapaian ini tidak datang dengan mudah. Marquez mengakui ia harus bekerja keras dan berjuang keras mengendalikan motornya saat sesi latihan pagi, yang mengantarkannya ke posisi kelima. Ia bahkan merasa perlu istirahat singkat sebelum sesi sore untuk memulihkan diri dan mengatur ulang strategi.

“Faktanya, di FP1 saya sangat kesulitan. Saya benar-benar berjuang melawan karakter motornya,” aku Marquez. “Berbeda dengan Catalunya, saya rasa saya bukan satu-satunya, tetapi motornya terasa sangat kaku dan bergetar di mana-mana, karena cengkeraman yang sangat tinggi di trek Misano. Selain itu, motor terasa sangat bertenaga karena trek yang lebih pendek dan penggunaan kotak persneling yang lebih pendek.” Ia melanjutkan, “Di Catalunya, Anda perlu melepaskan rem dan menggunakan kecepatan tikungan. Sedangkan di sini, ada titik pengereman yang sangat keras. Kondisinya benar-benar berbanding terbalik.”

“Jika Anda periksa, catatan waktu putaran memang ada di pagi hari, tetapi kecepatan balapan saya hampir nol,” jelas Marquez. “Itu hanya satu putaran cepat yang diselingi tiga putaran penuh kesalahan. Namun, setelah saya melakukan pengaturan ulang untuk sesi latihan sore, saya mulai berkendara dengan cara yang berbeda. Saya meningkatkan gaya berkendara saya, dan tim juga membantu saya dengan pengaturan motor yang lebih baik.”

Marc Marquez menutup hari pertama MotoGP San Marino di “markas” Ducati ini dengan performa impresif. Ia berhasil mengungguli sejumlah bintang lokal, seperti Marco Bezzecchi (Aprilia), Franco Morbidelli (VR46 Ducati), dan bahkan rekan setimnya, Francesco Bagnaia, menunjukkan dominasinya di Practice.

“Trek ini memang lebih cocok untuk gaya balap saya dibandingkan dengan Catalunya,” ujar Marquez. “Di Catalunya, saya tidak terlalu jauh tertinggal, hanya Alex yang lebih cepat dari saya. Namun, akhir pekan ini sepertinya semua pembalap Italia memulai dengan sangat baik sejak Free Practice 1.”

Dengan performa apik ini, Pembalap Spanyol itu kini hanya memerlukan tiga poin tambahan dalam balapan Sprint hari Sabtu untuk mempertahankan peluang matematisnya dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP yang akan ditentukan di MotoGP Jepang mendatang. Sementara itu, adik sekaligus salah satu rival terdekatnya dalam perebutan gelar, Alex Marquez, juga menunjukkan performa solid dengan menempati posisi kelima tercepat pada sesi Practice.

Ringkasan

Marc Marquez menunjukkan performa yang kuat di MotoGP San Marino 2025, meskipun menghadapi kesulitan di sesi latihan pagi karena masalah pengendalian motor. Berkat adaptasi cepat dan kerja keras tim, ia berhasil meraih posisi teratas di sesi Practice dan mengamankan tempat di Q2. Marquez juga menyoroti kecepatan para pembalap Italia yang didorong oleh mentalitas dan dukungan tuan rumah.

Marquez mengidentifikasi Tikungan 3 sebagai area yang perlu ditingkatkan dan melakukan reset total pada pengaturan motornya untuk bersaing. Ia menekankan bahwa meskipun memiliki kecepatan tertinggi, konsistensi dan kemampuan mempertahankan performa akan menjadi kunci keberhasilannya. Performa apiknya di Misano menempatkannya sebagai salah satu favorit, dan ia hanya membutuhkan tiga poin tambahan di balapan Sprint untuk menjaga peluang juara dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *