Mulai hari ini, Jumat, 12 September 2025, jembatan penyeberangan orang (JPO) yang menjadi penghubung antara gedung lama Stasiun Medan (arah Lapangan Merdeka) dan gedung baru (area layanan KAI Bandara) resmi ditutup. Dengan perubahan ini, seluruh akses masuk dan keluar penumpang akan sepenuhnya dipusatkan melalui pintu arah Jalan Jawa untuk menjamin kelancaran mobilitas.
PT Railink, operator KAI Bandara, telah melakukan berbagai upaya sosialisasi dan penyebaran informasi secara menyeluruh kepada para penumpang yang telah membeli tiket keberangkatan. Guna meningkatkan kenyamanan dan kemudahan navigasi, pengelola KAI Bandara di Medan juga berupaya melakukan perbaikan signifikan, termasuk perubahan dan penambahan signage di seluruh area Stasiun Medan untuk memperjelas arah masuk dan keluar.
“Penutupan JPO ini merupakan langkah strategis sebagai bagian dari penataan fasilitas Stasiun Medan yang lebih besar. Ini termasuk pembangunan jalur layang atau elevated track serta rencana pelebaran stasiun,” jelas Direktur Utama PT Railink, Porwanto Handry Nugroho, dalam keterangan tertulisnya pada Jumat. “Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang mungkin timbul dan mengucapkan terima kasih atas pengertian serta dukungan para penumpang. Kami berkomitmen untuk memastikan kelancaran layanan melalui serangkaian langkah perbaikan yang sedang kami laksanakan.”
Mengingat perubahan akses ini, Railink mengimbau para penumpang untuk merencanakan perjalanan dengan cermat. Disarankan untuk memesan tiket lebih awal guna memastikan ketersediaan tempat duduk dan memilih jadwal keberangkatan yang memberikan waktu luang cukup, minimal dua jam sebelum keberangkatan penerbangan domestik dan tiga jam sebelum keberangkatan penerbangan internasional. Ini penting untuk menghindari keterlambatan dan memastikan konektivitas yang lancar.
Kinerja KAI Bandara menunjukkan tren positif yang signifikan sepanjang delapan bulan pertama tahun 2025. Railink berhasil mencatatkan jumlah penumpang mencapai 4,6 juta orang, sebuah lonjakan luar biasa dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024 yang hanya mencapai 3,6 juta penumpang. Angka ini dengan jelas menegaskan meningkatnya minat dan kepercayaan masyarakat terhadap moda transportasi kereta bandara yang dikenal menawarkan kecepatan, kenyamanan, serta ketepatan waktu.
Kontributor terbesar terhadap pertumbuhan penumpang yang impresif ini datang dari Medan. Layanan KAI Bandara di kota ini sukses mengangkut 2,7 juta penumpang sepanjang Januari-Agustus 2025, melonjak tajam dari 1,7 juta penumpang pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan paling menonjol terlihat pada layanan KA Srilelawangsa relasi Medan–Kualanamu, yang melesat dari 314 ribu penumpang di tahun 2024 menjadi 1,1 juta penumpang di tahun ini. “Layanan KA Srilelawangsa relasi Medan–Binjai juga tetap menjadi favorit masyarakat dengan capaian 1,7 juta penumpang, naik dari 1,4 juta penumpang di tahun lalu,” tambah Porwanto.
Menurut Porwanto, pertumbuhan penumpang yang konsisten ini mencerminkan bahwa KA Srilelawangsa semakin diterima luas sebagai moda transportasi andalan, tidak hanya untuk perjalanan menuju bandara tetapi juga untuk mobilitas harian di perkotaan. Kenaikan signifikan di Medan ini juga menjadi bukti nyata bahwa integrasi transportasi publik yang baik memberikan dampak positif yang besar terhadap pilihan masyarakat. “Kami akan terus fokus pada penguatan layanan serta pengembangan jaringan agar KAI Bandara semakin relevan dan menjadi pilihan utama pengguna transportasi publik,” ucap Porwanto menegaskan komitmen perusahaan.
Dengan pencapaian yang membanggakan ini, KAI Bandara optimistis dapat menutup tahun 2025 dengan kinerja yang semakin solid, memberikan kontribusi positif yang berkesinambungan bagi perkembangan transportasi berbasis rel di Indonesia. Upaya ini secara khusus ditujukan untuk mendukung kelancaran akses menuju bandara dan kawasan perkotaan. “Pembangunan jalur layang dan pelebaran Stasiun Medan diharapkan dapat mengoptimalkan integrasi layanan transportasi secara keseluruhan, serta memberikan nilai tambah yang signifikan bagi seluruh pengguna jasa kereta api,” pungkasnya.
Ringkasan
Mulai 12 September 2025, JPO yang menghubungkan Stasiun Medan lama dan area KAI Bandara ditutup. Akibatnya, akses penumpang KAI Bandara dialihkan sepenuhnya melalui pintu Jalan Jawa. Penutupan JPO ini merupakan bagian dari penataan fasilitas Stasiun Medan, termasuk pembangunan jalur layang dan pelebaran stasiun.
PT Railink telah melakukan sosialisasi dan menambahkan signage untuk mempermudah navigasi penumpang. Kinerja KAI Bandara menunjukkan peningkatan signifikan dengan 4,6 juta penumpang pada delapan bulan pertama 2025, terutama didorong oleh layanan di Medan, termasuk KA Srilelawangsa. Peningkatan ini menunjukkan penerimaan masyarakat terhadap kereta bandara sebagai moda transportasi yang andal.