Sebagai seorang pembalap profesional, setiap detail di lintasan dapat menjadi penentu kemenangan. Hal inilah yang diakui oleh Alex Marquez, bintang dari Gresini Racing, mengenai strategi uniknya. Ia mengungkapkan betapa krusialnya mengamati setiap manuver dan gerak-gerik sang kakak, Marc Marquez, terutama saat membuntutinya sepanjang balapan.
Musim ini, Alex Marquez memang dikenal sebagai rival terdekat yang paling sering memberikan perlawanan sengit kepada kakaknya. Di paruh pertama musim MotoGP 2025, klasemen menunjukkan bahwa Alex adalah pesaing terdekat Marc dalam perburuan gelar juara dunia. Meskipun keunggulan Marc yang fenomenal dengan 455 poin tampak menjauh dari Alex yang mengoleksi 280 poin, intensitas persaingan keduanya tetap tak terbantahkan.
Performa impresif Alex bahkan sempat membuat Marc kesulitan, sebuah fakta yang tak bisa diabaikan. Ia bahkan pernah menduduki puncak klasemen, meski hanya sesaat, menunjukkan potensi dan kecepatan luar biasanya.
Honda Pastikan Luca Marini Bertahan Satu Musim Lagi sampai 2026
Bagi Alex, memiliki kakak sekaligus rival yang tinggal serumah adalah anugerah. Kesempatan ini memberinya keuntungan langka: tidak hanya berlatih bersama, tetapi juga menyerap ilmu balapan yang tak ternilai harganya, pelajaran yang tak akan ditemukan dalam buku teks mana pun.
“Senang sekali bisa melakukan semua ini bersama kakak saya sendiri. Kami berlatih bersama, mengendarai motocross, flat track, atau gokart. Dan kami juga melakukan hal yang sama bersama-sama di atas motor MotoGP di Kejuaraan Dunia,” ujar Alex seperti dikutip Bolasport dari Speedweek. Ia menambahkan, “Kalau dipikir-pikir, rasanya ‘wow’. Sulit sekaligus indah. Terlepas dari kenyataan bahwa dia kakak saya, dia sulit dikalahkan. Memiliki rival seperti dia sungguh istimewa. Dia salah satu yang terbaik dalam sejarah. Kita lihat saja berapa banyak gelar yang akan diraihnya sampai dia pensiun.”
Pelajaran paling berharga yang dirasakan Alex seperti “sekolah” adalah ketika ia berada tepat di belakang Marc, dalam persaingan ketat di lintasan. Dari posisi tersebut, Alex mengaku banyak sekali mengamati dan menganalisis kebiasaan kakaknya dalam balapan, mulai dari teknik menikung yang presisi hingga cara penyelamatan motor saat hampir tergelincir.
“Dia tahu bagaimana menghadapi setiap akhir pekan, setiap sesi, dan setiap situasi. Jadi saya mencoba memanfaatkan semua potensi itu dan belajar darinya,” jelas Marquez. Ia bahkan berpendapat bahwa Marc saat ini, di tahun 2025, berada di level yang sama dengan performa puncaknya di tahun 2019.
Fenomena ini membuat Alex menggambarkan pengalamannya: “Saat Anda membalap di belakangnya, rasanya seperti sedang sekolah. Anda mencoba mencatat semua yang dia lakukan dengan lebih baik. Saya mencoba belajar dari itu dan menjadi lebih kuat.”
Namun, di balik semua ilmu berharga yang ia serap, Alex menyadari bahwa menerapkan pelajaran tersebut tidaklah semudah teori. “Saya sudah tahu apa yang dia lakukan dengan lebih baik,” katanya. “Tapi teori itu satu hal, implementasinya (di lapangan) lain lagi,” ucap Alex Marquez sambil tersenyum, menyiratkan tantangan besar yang dihadapinya di lintasan.
Kepala Kru Ungkap Kesan Saat Pertama Kali Diminta Ducati Kerjasama dengan Marc Marquez
Ringkasan
Alex Marquez dari Gresini Racing mengakui pentingnya mengamati dan belajar dari kakaknya, Marc Marquez, di lintasan MotoGP. Ia menjadikan Marc sebagai rival sekaligus sumber pembelajaran, terutama dalam hal teknik menikung dan penyelamatan motor. Bagi Alex, berada di belakang Marc saat balapan seperti mengikuti “sekolah” di mana ia bisa menganalisis setiap detail manuver sang kakak.
Meskipun Alex mengakui telah banyak belajar dari Marc, ia menyadari bahwa mengimplementasikan teori ke dalam praktik di lintasan tidaklah mudah. Ia mengakui bahwa Marc saat ini berada di performa puncak, setara dengan tahun 2019, dan menjadi rival yang sulit dikalahkan. Persaingan ketat dengan kakaknya memberikan keuntungan unik bagi Alex untuk terus berkembang.