Rahasia Gelap Marc Marquez: Pengakuan Kepala Mekanik Bagnaia

Posted on

Christian Gabarrini, kepala teknisi Francesco Bagnaia, berbagi kisah perjalanan kariernya yang penuh lika-liku di dunia MotoGP. Pengalamannya bersama para juara dunia, dari Casey Stoner hingga Jorge Lorenzo, membentuk kisah yang tak hanya inspiratif, tetapi juga penuh intrik.

Pria asal Italia ini telah malang melintang di dunia balap motor, membimbing tiga juara dunia MotoGP: Casey Stoner, Jorge Lorenzo, dan kini Francesco Bagnaia. Salah satu momen yang paling berkesan adalah keberhasilannya bersama Stoner. Gabarrini, yang direkrut Stoner dari Ducati ke Honda pada tahun 2011, berperan penting dalam kesuksesan Stoner meraih gelar juara dunia pada musim debutnya di atas RC212V, mengalahkan Jorge Lorenzo. “Honda dan Ducati adalah dua dunia yang sangat berbeda,” kenang Gabarrini kepada Motosan.es, “Sepeda motornya sudah seperti karya seni… Semua yang datang sudah dalam keadaan sempurna. Semua bekerja sangat baik.”

Namun, perjalanan kariernya tak selalu mulus. Tahun 2013, setelah kepergian Stoner, menjadi tahun yang berat bagi Gabarrini. Kedatangan Marc Marquez bersama timnya membawa dinamika yang tak menyenangkan. Gabarrini merasa kurang diterima oleh orang-orang di sekitar Marquez. “Itu adalah tahun yang sangat berat,” ujarnya. “Orang-orang di sekitar Marc tidak terlalu menyukai saya. Anda tahu, saya sebelumnya menjabat sebagai manajernya Stoner. Di mata mereka, saya sedikit seperti musuh…”

Setelah beberapa musim bersama Honda, Gabarrini kembali ke Ducati, kali ini sebagai kepala mekanik Jorge Lorenzo. Dua tahun bersama “X-Fuera” diakuinya penuh tantangan, karena kesulitan mengeluarkan potensi maksimal dari pembalap Spanyol tersebut. Meskipun demikian, Gabarrini tetap kagum dengan dedikasi Lorenzo. “Dua tahun bersama Jorge saya akui sangat melelahkan, tetapi juga sangat indah. Banyak yang menyebut Jorge orangnya tidak terlalu baik. Padahal, dia sangat baik. Saya pikir, orang-orang tak menyukainya karena dia ceplas-ceplos. Dia selalu mengatakan apa yang dia pikirkan, tetapi itu memang kebenaran. Jorge punya masalah fisik dalam mengendarai sepeda motor kami. Dia sudah berlatih dengan sangat keras. Kesalahan ada di kami,” jelasnya.

Kisah Gabarrini menunjukkan betapa kompleks dan menantang dunia balap MotoGP, bukan hanya tentang kecepatan dan performa di lintasan, tetapi juga tentang dinamika tim, hubungan antar individu, dan tekanan untuk mencapai hasil terbaik. Perjalanannya bersama para juara dunia ini menjadi bukti pengalaman dan keahliannya yang luar biasa dalam dunia balap motor profesional.

Ringkasan

Christian Gabarrini, kepala mekanik Francesco Bagnaia, telah bekerja dengan tiga juara dunia MotoGP: Casey Stoner, Jorge Lorenzo, dan Bagnaia. Pengalamannya bersama Stoner di Honda pada 2011, meraih gelar juara dunia, sangat berkesan. Namun, tahun 2013 bersama Marquez di Honda menjadi tahun yang berat karena kurang diterima oleh tim Marquez.

Gabarrini kemudian bergabung dengan Ducati bersama Lorenzo, mengatakan dua tahun tersebut menantang tetapi indah. Ia mengungkapkan kesulitan dalam mengeluarkan potensi maksimal Lorenzo, tetapi kagum dengan dedikasi Lorenzo. Karier Gabarrini menggambarkan kompleksitas MotoGP, melibatkan dinamika tim dan hubungan antar individu selain performa di lintasan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *