PLN EPI dapat pasokan cofiring dari lima perusahaan

Posted on

PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memperkuat penyediaan biomassa untuk program cofiring di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) melalui kerja sama dengan lima perusahaan. Penandatanganan perjanjian dilakukan bersama PT Cakra Alam Persada, PT Palma Banna Mandiri, PT Kurma Karya Global, PT Syahroni Rizki Mandiri, dan PT Arya Adinata Utama.

Direktur Bioenergi PLN EPI Hokkop Situngkir mengatakan pengembangan biomassa harus sejalan dengan kepatuhan terhadap regulasi tata ruang dan legalitas penggunaan lahan. Menurut dia, biomassa menjadi sektor sensitif karena berkaitan erat dengan ketersediaan bahan baku dan pengelolaan lahan.

“Kami ingin memastikan seluruh pasokan berasal dari sumber yang legal dan tidak memicu deforestasi,” katanya dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 11 Desember 2025.

Hokkop menjelaskan pasokan biomassa untuk PLTU saat ini sebagian besar berasal dari berbagai jenis limbah, mulai dari kehutanan, pertanian, industri hingga perkotaan. Ke depan, pemanfaatan tanaman energi akan diperluas dan tetap mengikuti prinsip keberlanjutan.

Ia menekankan penggunaan tanaman energi harus dipastikan tidak melanggar ketentuan izin lokasi, izin lahan, maupun kesesuaian tata ruang. Stabilitas pasokan dan kualitas bahan baku juga menjadi perhatian, termasuk keberlanjutan model bisnis bagi para pemasok.

“Industri ini tidak bisa berjalan jika sisi komersialnya tidak jelas. Model bisnis yang saling menguntungkan penting agar seluruh pihak dapat tumbuh bersama,” katanya.

Hokkop menambahkan, kebutuhan biomassa untuk mendukung bauran energi bersih terus meningkat. Tahun 2025, sebanyak 49 PLTU telah menerapkan cofiring dengan potensi pemanfaatan mencapai 2,2 juta ton biomassa. Kontribusi tersebut setara pengurangan emisi sekitar 2,2 juta ton COe.

Komisaris PT Kurma Karya Global (KKG) Andi Akmal Amnur menyebut perusahaannya menyiapkan berbagai sumber biomassa, seperti woodchip, serbuk kayu, hingga sekam padi yang berasal dari limbah pertanian, kehutanan, dan industri perkayuan. KKG juga mulai mengembangkan budidaya tanaman gamal untuk memperkuat ketersediaan pasokan.

“Kami menargetkan penanaman pohon gamal di lahan 200 hektare, sambil tetap memaksimalkan pemanfaatan limbah biomassa yang sudah tersedia,” kata Andi dalam keterangan tertulis yang sama.

KKG juga melakukan riset dengan sejumlah perguruan tinggi untuk menguji pemanfaatan rumput gajah sebagai bahan baku cofiring. Menurut Andi, biomassa bukan hanya menekan emisi, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat.

“Sekam yang dulu tidak bernilai kini bisa menjadi sumber pendapatan. Masyarakat merasakan langsung manfaatnya,” ujarnya.

Pilihan Editor: Izin Baru PLTU, Transisi Energi Menjauh Lagi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *