Ekspansi ITSEC Asia (CYBR) ke luar negeri di 2026 bisa mengungkit valuasi saham

Posted on

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rencana ekspansi agresif PT ITSEC Asia Tbk (CYBR) ke kawasan Timur Tengah dan Afrika (MEA) pada 2026 dinilai dapat menjadi katalis penting bagi valuasi emiten siber ini. Perusahaan sebelumnya mengumumkan perluasan operasi ke Uni Emirat Arab dan Mauritius, serta rencana pembukaan kantor baru di Doha, Qatar tahun depan.

Head of Research KISI Sekuritas, Muhammad Wafi, menilai langkah ekspansi ini sejalan dengan meningkatnya permintaan keamanan siber di MEA. Wilayah tersebut disebut sedang agresif membangun sistem pertahanan digital sehingga membuka peluang kontrak lintas negara bagi pemain regional seperti CYBR.

“Ekspansi ini bisa menjadi katalis positif karena pasar MEA sedang bertumbuh cepat. Namun dampaknya ke valuasi tetap bergantung pada kecepatan CYBR memonetisasi kontrak, bukan sekadar membuka kantor baru. Jika pipeline proyek berjalan, CYBR bisa naik kelas menjadi pemain regional,” jelas Wafi kepada Kontan, Rabu (10/12/2025).

JV Chandra Asri (TPIA) dan Glencore Investasi di Kilang Bukom Singapura

Selain ekspansi wilayah, CYBR juga memperkuat portofolio produk berbasis AI serta menyiapkan penyelenggaraan Cybersecurity dan AI Summit 2026 di Jakarta. Menurut Wafi, kedua agenda tersebut dapat meningkatkan pendapatan berulang dan memperkuat kredibilitas perusahaan di pasar internasional.

“Produk AI-security dan layanan SOC memberikan peluang recurring revenue yang lebih besar. Sementara Summit dapat meningkatkan brand credibility, memudahkan CYBR masuk tender internasional, dan memperluas pipeline B2B maupun B2G,” ujarnya.

Untuk proyeksi kinerja, Wafi memperkirakan CYBR berpotensi mencatat pertumbuhan dua digit pada 2026 apabila ekspansi MEA mampu mendorong kontribusi pendapatan luar negeri menjadi lebih dari 15%-20% dari porsi total. Permintaan global untuk solusi compliance, monitoring, dan AI-security juga disebut semakin kuat.

Namun, ia menekankan bahwa sejumlah risiko tetap harus diwaspadai investor. Risiko tersebut antara lain biaya ekspansi yang besar, potensi keterlambatan monetisasi, persaingan ketat dengan pemain global, ketergantungan pada tender pemerintah, hingga valuasi sektor siber yang cenderung premium dan sensitif terhadap realisasi pertumbuhan.

Triputra (TAPG) dan Aisin Takaoka Resmikan Fasilitas Produksi Biokokas di Kalimantan

Dengan mempertimbangkan katalis dan tantangannya, Wafi menetapkan rekomendasi hold untuk saham CYBR dengan target harga Rp1.600 per saham. Harga saham CYBR pada 10 Desember 2025 hingga pukul 15.18 WIB turun 3,21% menjadi Rp 1.355 per saham

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *