Saham Translog GIAA, BIRD cs tancap gas, mana yang layak koleksi?

Posted on

mellydia.co.id JAKARTA — Indeks sektoral saham sektor transportasi dan logistik IDXTRANS mencatatkan kinerja moncer pada 2025 dan diproyeksikan masih memiliki peluang penguatan lanjutan pada 2026. Walaupun tidak likuid, saham-saham sektor ini disebut masih layak dicermati.

Berdasarkan data Bloomberg, IDXTRANS kokoh di zona hijau, menguat 55,48% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025 hingga perdagangan kemarin, Selasa (9/12/2025).

Sejumlah saham konstituen IDXTRANS pun berkinerja kinclong menopang indeks. Harga saham PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) misalnya terbang 112,73% ytd. Kemudian, harga saham PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) naik 79,77% ytd dan PT Blue Bird Tbk. (BIRD) naik 14,25% ytd.

Lalu, harga saham emiten pelayaran PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk. (ELPI) naik 96,31% ytd dan PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) naik 26,16% ytd. Selain itu, harga saham emiten logistik PT Trimitra Trans Persada Tbk. (BLOG) naik 83,20% ytd.

: GIAA hingga ASSA Melonjak, Prospek IDXTRANS Dinilai Masih Cerah 2026

Head of Research KISI Sekuritas Muhammad Wafi mengatakan IDXTRANS pun masih memiliki peluang penguatan pada 2026 didorong oleh momentum permintaan layanan transportasi nasional yang masih kuat. 

“BIRD, ASSA, GIAA sudah kasih tone recovery yang solid dan pola ini bisa lanjut,” kata Wafi kepada Bisnis pada Selasa (9/12/2025).

IDXTRANS menurutnya bisa tumbuh moderat pada 2026 ditopang mobilitas yang semakin tinggi, pariwisata domestik yang recovery, corporate travel kembali normal, ditambah normalisasi biaya. 

Sentimen yang juga mendorong adalah tren pemangkasan suku bunga acuan, stabilnya harga avtur, perbaikan supply chain, hingga ekspansi armada.

Adapun, di antara konstituen indeks, dia menilai saham BIRD memiliki prospek cerah didorong permintaan yang stabil, pricing power kuat, dan balance sheet solid. Begitu juga dengan ASSA yang didorong oleh bisnis logistik serta car-sharing yang bertumbuh.

GIAA pun memiliki cerita pemulihan seiring dengan suntikan dana dari Danantara. Selain itu, GIAA diuntungkan oleh load factor dan turunnya fuel cost.

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata mengatakan penguatan IDXTRANS sejauh ini bisa menjadi sinyal bahwa sektor transportasi dan logistik mulai bangkit setelah cukup lama tertinggal dari sektor lain. Kenaikan ini didorong oleh ekspektasi pemulihan mobilitas, sentimen libur panjang, serta penurunan harga minyak yang meringankan beban operasional emiten seperti GIAA dan BIRD.

“Untuk prospek 2026, IDXTRANS tetap punya ruang positif,” kata Liza kepada Bisnis pada Selasa (9/12/2025).

Di segmen maskapai seperti GIAA, sentimennya akan ditentukan oleh stimulus pemerintah di kuartal akhir 2025, outlook harga avtur, kurs rupiah, serta kejelasan restrukturisasi Garuda Indonesia dan wacana peleburan dengan Pelita Air.

“Jika konsolidasi BUMN aviasi berjalan dan grounded fleet berkurang, maka subsektor aviasi dalam IDXTRANS akan mendapat rerating sentiment, meski bukan berarti saham GIAA otomatis layak dikoleksi mengingat status likuiditas dan risiko suspensinya,” ujar Liza.

Di segmen usaha mobilitas darat seperti BIRD dan ASSA, kompetisi pada 2026 diperkirakan makin ketat seiring ekspansi taksi listrik Green SM di kota besar dan agresifnya ride-hailing dalam perang tarif. 

Bagi investor, subsektor ini lebih cocok sebagai barometer permintaan mobilitas, bukan sebagai stock pick karena rendahnya frekuensi transaksi dan risiko pricing inefficiency di papan perdagangan.

Untuk segmen logistik, momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru) selalu memicu lonjakan volume paket, dan hal ini berulang tiap tahun. Pertumbuhan e-commerce Indonesia yang masih dobel digit juga menjadi faktor struktural yang mengangkat subsektor logistik dalam IDXTRANS.

Namun, di lantai bursa, mayoritas emiten logistik tradisional yang justru tidak likuid, sehingga pergerakannya lebih banyak sebagai indikator sektor, bukan sasaran investasi utama.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *