BMRI: Analisis Saham Bank Mandiri Usai Rilis Kinerja Terbaru

Posted on

JAKARTA – PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) baru-baru ini memaparkan kinerja keuangan semester I-2025, yang menunjukkan penurunan laba bersih sebesar 7,7% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 24,5 triliun per Juni 2025. Meskipun demikian, penutupan perdagangan saham BMRI pada hari Jumat (19/9/2025) tetap stagnan di level Rp 4.420 per saham.

Muhammad Wafi, Kepala Riset Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), menilai kinerja Bank Mandiri di semester I-2025 masih solid, meskipun mengalami sedikit perlambatan pertumbuhan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. “Bisa dibilang sesuai ekspektasi, bukan kejutan negatif, tetapi juga tidak sekuat tahun lalu,” ujar Wafi kepada Kontan.

Menyusul rilis laporan keuangan, Bank Mandiri merevisi target kinerjanya untuk tahun 2025. Target pertumbuhan kredit dipangkas menjadi 8%-10% dari proyeksi awal 10%-12%. Net Interest Margin (NIM) diperkirakan berada di kisaran 4,8%-5%, turun dari perkiraan awal 5%-5,2%. Sementara itu, proyeksi biaya kredit (Cost of Credit) diturunkan menjadi 0,8%-1% dari sebelumnya 1%-1,2%.

Wafi menjelaskan bahwa revisi target ini mencerminkan kondisi yang lebih realistis, mengingat penurunan suku bunga acuan yang berdampak pada yield kredit, persaingan kredit yang ketat, dan sentimen likuiditas perbankan yang melonggar meskipun permintaan kredit belum pulih sepenuhnya. Ia menambahkan, “Revisi target bisa jadi sentimen negatif jangka pendek, namun jangka menengah justru positif karena menunjukkan kehati-hatian manajemen dalam menjaga kualitas aset.”

Terkait pergerakan saham BMRI, Wafi menjelaskan bahwa reaksi pasar cenderung beragam (mixed-positif) setelah rilis laporan keuangan, menunggu detail kinerja dan panduan baru. “Arah jangka pendek akan sangat ditentukan oleh bagaimana investor mencerna revisi target manajemen,” jelasnya.

Meskipun demikian, Wafi menilai saham BMRI saat ini menarik untuk akumulasi karena valuasi yang masih relatif murah dibandingkan kualitas aset dan Return on Equity (ROE) Bank Mandiri. Namun, potensi koreksi lanjutan tetap ada, mengingat sentimen revisi target pertumbuhan kredit dan NIM yang dapat menimbulkan sedikit pesimisme di pasar. “Secara fundamental, BMRI tetap jadi salah satu incaran asing di sektor perbankan. Untuk investor jangka menengah-panjang, koreksi justru bisa jadi entry point,” pungkasnya.

Cek Rekomendasi Saham CDIA TOBA, EMTK, WIRG, BRMS dan AMMN untuk Jumat (19/9)

Ringkasan

Kinerja Bank Mandiri (BMRI) semester I-2025 menunjukkan laba bersih Rp 24,5 triliun, turun 7,7% YoY. Meskipun demikian, analis menilai kinerja masih solid dan sesuai ekspektasi, namun pertumbuhan melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Bank Mandiri merevisi target pertumbuhan kredit menjadi 8%-10% dan NIM menjadi 4,8%-5%, mencerminkan kondisi yang lebih realistis.

Reaksi pasar terhadap rilis laporan keuangan BMRI beragam. Analis menilai saham BMRI menarik untuk akumulasi jangka menengah-panjang karena valuasi yang murah dan ROE yang baik, meskipun potensi koreksi masih ada. Revisi target pertumbuhan kredit dan NIM dapat menyebabkan sentimen negatif jangka pendek, namun menunjukkan kehati-hatian manajemen dalam menjaga kualitas aset.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *