Gagal Tampil di Liga Champions, Manchester United Malah Raih Pendapatan Rekor Klub

Posted on

Manchester United kembali menjadi pusat perhatian. Klub berjuluk Setan Merah ini memang harus absen dari panggung Liga Champions musim 2025/26, sebuah kenyataan pahit setelah hanya finis di posisi ke-15 Premier League dan takluk di final Liga Europa dari Tottenham Hotspur. Namun, di tengah keterpurukan di lapangan, sebuah kejutan besar datang dari sektor finansial: Manchester United sukses membukukan rekor pendapatan fantastis senilai £666,5 juta atau sekitar Rp13 triliun pada tahun fiskal 2025.

Absennya Manchester United di kompetisi Eropa sejatinya diproyeksikan menjadi pukulan telak bagi kas klub. Pasalnya, UEFA telah menyiapkan insentif finansial yang sangat menggiurkan bagi para peserta Liga Champions musim ini. Format baru kompetisi menghadirkan delapan pertandingan di fase liga dengan bonus yang lebih besar: setiap kemenangan dihargai £2 juta (Rp40 miliar), hasil imbang £600 ribu (Rp12 miliar), dan setiap klub peserta otomatis menerima dana awal sebesar £16 juta (Rp320 miliar).

Kesempatan emas ini tentu saja dinikmati oleh tim-tim elite Inggris lainnya seperti Arsenal, Tottenham, Chelsea, Liverpool, Manchester City, dan Newcastle United yang berkompetisi di fase liga, mengantongi pemasukan besar sejak awal. Sementara itu, Manchester United, yang gagal menembus kancah Eropa, harus merelakan potensi pendapatan yang signifikan tersebut. Meski demikian, laporan keuangan yang dirilis Old Trafford secara mengejutkan menunjukkan bahwa klub ini masih mampu mencatatkan total pendapatan £666,5 juta (Rp13 triliun), angka yang menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah klub.

Namun, di balik capaian gemilang rekor pendapatan tersebut, kondisi keuangan Setan Merah tidak sepenuhnya tanpa celah. Manchester United masih mencatatkan kerugian operasional sebesar £18,4 juta (Rp368 miliar). Kabar baiknya, angka ini jauh membaik dibandingkan kerugian £69,3 juta (Rp1,3 triliun) pada tahun fiskal sebelumnya, menandakan adanya perbaikan yang signifikan dalam efisiensi operasional.

Menyikapi kompleksitas situasi ini, CEO Manchester United, Omar Berrada, menegaskan fokus manajemen saat ini adalah membangun fondasi jangka panjang. “Kami bekerja keras meningkatkan klub di semua lini. Baik di dalam maupun luar lapangan,” ujarnya, seperti dikutip dari Manchester Evening News, menyoroti komitmen klub untuk pertumbuhan berkelanjutan.

Sebagai wujud nyata dari visi jangka panjang tersebut, Berrada juga mengungkapkan bahwa United telah sukses merampungkan proyek redevelop fasilitas latihan Carrington senilai £50 juta (Rp1 triliun) tepat waktu. Selain itu, klub juga tengah menyiapkan rencana ambisius untuk pembangunan stadion baru di Old Trafford, yang diharapkan menjadi bagian integral dari regenerasi kawasan di sekitarnya, menunjukkan investasi serius pada infrastruktur masa depan.

Meskipun absennya Manchester United di Liga Champions merupakan kerugian besar dari sisi prestasi olahraga, rekor pendapatan yang dibukukan secara jelas menegaskan bahwa daya tarik komersial mereka tetap kokoh dan tak tertandingi. Kini, Setan Merah menghadapi tantangan ganda: berjuang memperbaiki performa di lapangan untuk kembali bersaing di papan atas Premier League, sembari menjaga kestabilan finansial yang telah menunjukkan tren positif. Rekor pendapatan yang mengejutkan, absen dari kompetisi elite Eropa, dan tantangan finansial jangka panjang secara bersamaan melukiskan gambaran menyeluruh kondisi Manchester United saat ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *