Mantan pembalap motor profesional, Toni Elias, turut angkat bicara mengenai situasi sulit yang sedang dihadapi Francesco Bagnaia. Dikenal sebagai salah satu talenta terbaik Ducati dan peraih dua gelar juara dunia MotoGP bersama tim pabrikan Italia tersebut, performa Bagnaia justru terlihat bergejolak di sepanjang musim 2025 ini, memicu perhatian dari berbagai pihak.
Bagnaia, pembalap lulusan akademi Valentino Rossi, secara terbuka mengungkapkan kesulitannya dalam menemukan ‘feeling’ yang pas dengan tunggangan terbarunya, motor Ducati GP25. Beban psikologis yang ia rasakan kian membengkak, terutama dengan dominasi memukau dari rekan setimnya, Marc Marquez, yang berhasil merangkai sederet kemenangan. Meski di tengah tekanan yang masif, Bagnaia tetap menunjukkan semangat juang, terus berupaya keras mencari solusi terbaik bersama tim Ducati.
Toni Elias, yang pernah mencicipi pahitnya krisis performa, mengaku sangat memahami apa yang dirasakan Bagnaia saat ini. Ia mengenang masa-masanya bersama Marco Melandri di tim Gresini, di mana keduanya menghadapi kebuntuan serupa. Menurut Elias, ‘perubahan’ saat itu menjadi kunci penyelamat. “Ketika saya bersama Melandri di Gresini, kami berada dalam situasi yang sama-sama tidak menguntungkan. Yang kami usulkan adalah sebuah perubahan fundamental, dan hasilnya sangat positif,” ungkap Elias. Ia melanjutkan, “Pergantian pelatih disarankan bukan karena masalah personal, melainkan karena segalanya terasa mandek, tidak nyaman, dan tidak mengalir.” Strategi tersebut terbukti berhasil bagi keduanya; Antonio Jiménez bekerja dengan Marco, sementara Elias sendiri menemukan ‘titik psikologis’ yang krusial bersama Cecchini. “Saya menemukan dukungan yang kuat, sebuah tempat berlindung di mana Cecchini berkata kepada saya, ‘Saya ingin Anda balapan seperti yang Anda tahu, tanpa perlu menyesuaikan diri dengan apa pun. Saya yang akan menyesuaikan motor dengan Anda, sesuai kebutuhan Anda.’ Itu sangat penting,” kenang Elias, menyoroti betapa besar dampak dukungan mental dan penyesuaian yang berfokus pada pembalap.
Berangkat dari pengalaman pribadinya, Elias lantas memberikan saran yang cukup mengejutkan untuk Bagnaia: pertimbangkan untuk pindah tim, alih-alih terus bertahan di bawah tekanan luar biasa di Ducati. “Saya rasa Pecco saat ini berada dalam posisi di mana ia mungkin kekurangan dukungan yang esensial,” jelas Elias. Ia menambahkan bahwa “Sangat sulit untuk tetap kompetitif ketika berada di posisi yang sama dengan Marc Marquez, mengingat dinamika persaingan saat ini.” Oleh karena itu, Elias merasa bahwa “Meskipun kemungkinannya kecil, saya pikir dia harus keluar dari lingkungan ini, keluar dari lingkaran tekanan ini sekarang.” Ia kemudian mengusulkan, “Sebagai contoh, beralih ke tim yang menawarkan sesuatu yang baru seperti Aprilia atau Yamaha. Ini akan memberikan udara segar, harapan baru, karena ‘api’ (semangat) itu seolah sudah padam, dan kamu harus mencarinya kembali,” pungkasnya, menekankan pentingnya lingkungan baru untuk membangkitkan kembali motivasi seorang juara dunia.