Mellydia.co.id – Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, telah memicu gelombang kemarahan di kalangan suporter setelah pernyataannya pasca-kekalahan telak dari Manchester City dalam derbi Liga Inggris.
Kondisi Manchester United memburuk saat mereka menyambangi markas rival sekota, Manchester City, pada matchday keempat Liga Inggris 2025-2026. Dalam laga derbi Manchester yang berlangsung di Etihad Stadium, Minggu (14/9/2025), Setan Merah dihantam dengan skor mencolok 0-3 oleh sang tetangga.
Nestapa United dimulai sejak menit ke-18 ketika sundulan Phil Foden berhasil membobol gawang mereka. Setelah jeda istirahat, di menit ke-53, gawang United kembali bergetar. Memanfaatkan umpan terobosan cerdik dari Jeremy Doku di dalam kotak penalti, Erling Haaland melepaskan tembakan chip mematikan yang tak mampu dibendung kiper Altay Bayindir dari sudut sempit. Penyerang timnas Norwegia itu kemudian menegaskan dominasinya dengan kembali mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-68, memperdalam penderitaan United.
Menyusul kekalahan memalukan terbaru ini, gelombang kritik terhadap taktik Ruben Amorim semakin menguat. Banyak pihak menilai bahwa pendekatan taktik yang digunakannya menjadi bumerang bagi tim.
Terbantai di Derbi Manchester, Ruben Amorim Seret Man United ke Rekor Memalukan
Formasi tiga bek sentral yang diterapkan Amorim justru terlihat seperti blunder fatal yang terus-menerus menyiksa timnya sendiri di setiap pertandingan. Meski demikian, pria asal Portugal itu tetap kukuh pada pendiriannya. Amorim bersikeras mempertahankan filosofinya, meskipun hasil di lapangan terus menunjukkan kontradiksi yang mencolok dan posisinya sebagai manajer Manchester United semakin terancam di ambang pemecatan.
“Saya akan melakukan segala yang saya bisa untuk Manchester United. Ini pesan saya untuk para penggemar,” ujar Amorim dengan tegas. “Saya lebih menderita daripada mereka. Saya tidak akan mengubah filosofi saya. Jika mereka (INEOS, pemilik klub) ingin mengubahnya, ganti saja orangnya,” lanjutnya, menantang para pembuat keputusan klub.
Komentar sang nakhoda ini sontak memicu amarah besar dari para penggemar setia Man United, yang merasa frustrasi dengan kurangnya fleksibilitas taktik dan respons dari pelatih. Berbagai reaksi bermunculan di media sosial, mencerminkan kekecewaan yang mendalam.
“Dia cuma tahu satu formasi. Entah 3-4-3 berhasil atau klub harus memecatnya,” tulis seorang pengguna media sosial, menyuarakan sentimen banyak orang. “Dia musuh terburuk bagi diri sendiri. Dan pelatihnya tidak setara. Ini bukan Portugal,” kritik warganet lain, menyoroti perbedaan standar. “Level arogansi yang perlu dipelajari,” imbuh komentar pedas lainnya. “Dewan direksi harus memecat dia sekarang juga jika dirinya tidak mau fleksibel dengan sistem yang tidak berjalan dan tidak akan berhasil,” kata warganet, mendesak tindakan cepat dari manajemen klub.
Panaskan Derbi Manchester, Pep Guardiola Tebar Psywar Remehkan Man United
Akibat kekalahan memalukan di markas rival sekota, Manchester United kini hanya mampu mengumpulkan empat poin dari empat pertandingan pembuka Premier League musim ini. Rincian catatan mereka adalah satu kemenangan, satu hasil imbang, dan dua kekalahan. Statistik buruk ini menandai awal musim terburuk yang dialami Man United di Liga Inggris sejak musim 1992-1993. Menariknya, 33 tahun lalu, United juga mengumpulkan empat poin dari empat laga pertama Liga Inggris, saat itu di bawah arahan legenda klub, Sir Alex Ferguson.