mellydia.co.id Kiper andalan Persebaya Surabaya, Ernando Ari, tidak menampik kekecewaan mendalam atas kekalahan timnya dari Persib Bandung dalam lanjutan Super League 2025/2026. Ia secara terbuka mengakui bahwa Green Force terlalu banyak membuang waktu, sebuah faktor krusial yang membuat momentum emas untuk mencetak gol sirna begitu saja.
Ernando Ari menyoroti pentingnya pelajaran dari kekalahan ini, terutama terkait manajemen waktu di lapangan. Menurutnya, banyak peluang berharga terlewat karena Persebaya Surabaya kerap terlena dan membuang-buang waktu di saat-saat genting pertandingan.
“Pertama ada yang diperbaiki setelah pertandingan ini. Banyak waktu terbuang, kita terlalu lama membuang-buang waktu. Itu harus diperbaiki,” tegas Ernando Ari, dikutip dari laman resmi Persebaya Surabaya pada Sabtu (13/9/2025), memberikan refleksi tajam bagi rekan setimnya.
Pernyataan Ernando ini menjadi alarm penting bagi Green Force untuk segera berbenah. Dengan kompetisi Super League yang masih panjang, efektivitas dalam memanfaatkan setiap detik dan peluang akan menjadi kunci agar Persebaya Surabaya tidak lagi kehilangan poin berharga di pertandingan mendatang.
Duel klasik yang berlangsung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api pada Jumat (12/9/2025) itu berakhir dengan skor tipis 1-0 untuk keunggulan tuan rumah Maung Bandung. Satu-satunya gol yang memecah kebuntuan tercipta melalui sepakan Uilliam Barros pada menit ke-54, sekaligus menjadi penentu hasil akhir laga Persib Bandung vs Persebaya Surabaya ini.
Sejak menit-menit awal pertandingan, Persebaya Surabaya sebenarnya menunjukkan agresivitas yang cukup menjanjikan dengan menciptakan sejumlah peluang berbahaya. Bruno Moreira bahkan sudah mencoba mengancam gawang Teja Paku Alam di menit pertama, meski bola masih melambung tinggi di atas mistar.
Peluang emas kembali hadir pada menit ke-8 saat Francisco Rivera melakukan tusukan dari sisi kiri lapangan dan mengirimkan umpan matang ke kotak penalti. Namun, sayang sekali penyelesaian akhir dari Mihailo Perovic belum menemui sasaran yang tepat. Momentum serupa kembali muncul pada menit ke-21 melalui skema tendangan sudut Rivera, di mana sundulan Risto Mitrevski ke tengah kotak penalti gagal disambut oleh rekan setimnya.
Tentu saja, Persib Bandung juga bukan tanpa perlawanan. Mereka hampir membuka keunggulan pada menit ke-38 ketika Uilliam Barros, yang berhasil lolos dari jebakan offside, melepaskan tendangan keras, namun bola masih membentur mistar gawang yang dijaga ketat oleh Ernando Ari. Babak pertama pun berakhir tanpa gol, meskipun tempo pertandingan berlangsung sangat tinggi dan menarik.
Memasuki babak kedua, Persebaya Surabaya berupaya memperkuat lini tengah dengan memasukkan Rachmat Irianto. Namun, justru mereka kecolongan saat Uilliam Barros berhasil mengonversi umpan cutback menjadi gol pada menit ke-54. Kebobolan ini membuat pelatih Eduardo Pérez segera merespons dengan melakukan pergantian pemain, memasukkan Mikael Tata dan Gali Freitas untuk menambah daya gedor serangan Green Force.
Tekanan demi tekanan terus dilancarkan oleh Persebaya Surabaya setelah tertinggal. Rivera, Bruno Moreira, hingga Dejan Tumbas mendapatkan peluang-peluang emas, namun masalah penyelesaian akhir kembali menghantui tim Bajul Ijo. Peluang paling berbahaya tercipta di menit ke-90, saat Rivera mengirim umpan terobosan matang ke arah Bruno Moreira. Namun, sekali lagi, Bruno gagal menyentuh bola meskipun sudah berada di depan gawang Persib Bandung.
Hingga peluit panjang dibunyikan wasit, skor 1-0 untuk kemenangan Persib Bandung tetap bertahan. Persebaya Surabaya harus pulang dengan tangan hampa dari Bandung, membawa pelajaran pahit dari pertandingan ini.
Pelatih Persebaya Surabaya, Eduardo Pérez, tak bisa menutupi rasa kecewanya usai pertandingan. Meskipun demikian, ia tetap mengapresiasi perjuangan para pemain yang tampil penuh semangat di babak kedua. Menurutnya, laga melawan Persib Bandung berjalan dalam dua bagian yang sangat berbeda, di mana babak pertama dikuasai oleh Persib, sementara babak kedua sepenuhnya menjadi milik Persebaya Surabaya.
“Untuk saya, permainan ini memiliki dua bagian yang berbeda. Babak pertama untuk Persib, dan babak kedua untuk Persebaya,” ucap Eduardo Pérez. Pelatih asal Spanyol itu juga meminta timnya segera melupakan hasil pahit di Bandung dan mengarahkan fokus sepenuhnya untuk duel berikutnya melawan Semen Padang pada Jumat (19/9/2025).
“Kita punya satu minggu untuk menyiapkan pertandingan selanjutnya. Kita akan evaluasi apa yang terjadi hari ini, dan harus bisa bermain lebih bagus lagi,” tambahnya, menandaskan tekad untuk bangkit. Kekalahan dari Persib Bandung memang menyakitkan, namun masih ada kesempatan besar bagi Persebaya Surabaya untuk bangkit kembali. Laga melawan Semen Padang pekan depan bisa menjadi momentum krusial kebangkitan bagi Green Force.
Kini, tekanan besar ada di pundak para pemain sekaligus pelatih Eduardo Pérez. Green Force dituntut untuk tampil lebih tajam, disiplin, dan cerdas dalam mengelola setiap waktu pertandingan. Jika kelemahan fundamental ini bisa segera diperbaiki, peluang Persebaya Surabaya untuk kembali ke jalur kemenangan di Super League tetap terbuka lebar. Namun, jika tidak, mereka akan kembali terjebak dalam situasi sulit setiap kali menghadapi lawan tangguh di Liga 1.
Ringkasan
Ernando Ari, kiper Persebaya Surabaya, mengungkapkan kekecewaannya atas kekalahan timnya dari Persib Bandung. Ia menyoroti kelemahan tim dalam manajemen waktu, yang mengakibatkan hilangnya peluang mencetak gol. Ernando menegaskan pentingnya memperbaiki hal ini agar Persebaya tidak kehilangan poin berharga di pertandingan selanjutnya.
Pertandingan melawan Persib Bandung berakhir dengan skor 1-0. Meskipun menciptakan beberapa peluang, Persebaya gagal memanfaatkan kesempatan tersebut. Pelatih Eduardo Pérez mengakui adanya perbedaan performa antara babak pertama dan kedua, dan meminta timnya untuk fokus pada pertandingan selanjutnya melawan Semen Padang.