mellydia.co.id – Gerald Vanenburg, pelatih Timnas Indonesia U-23, secara terbuka menyampaikan syarat krusial jika dirinya dipercaya oleh PSSI untuk memimpin Timnas Indonesia U-22 di ajang SEA Games 2025. Pelatih asal Belanda ini menegaskan bahwa program pemusatan latihan (TC) jangka panjang adalah kunci mutlak untuk mencapai hasil yang diinginkan federasi.
Pernyataan Gerald Vanenburg ini muncul setelah kegagalan Timnas Indonesia U-23 melaju ke Piala Asia U-23 2026. Skuad Garuda Muda, yang bertindak sebagai tuan rumah di babak kualifikasi, harus puas mengakhiri perjuangan mereka sebagai runner-up Grup J dengan koleksi empat poin. Perjalanan mereka diwarnai kemenangan telak 5-0 atas Makau U-23, hasil imbang 0-0 melawan Laos U-23, dan kekalahan tipis 0-1 dari Korea Selatan U-23 di laga terakhir.
Meskipun ada jalur lolos bagi empat tim runner-up terbaik, Timnas Indonesia U-23 tidak memenuhi kriteria tersebut. Pasalnya, tim-tim yang berhasil melaju melalui jalur ini mampu mengumpulkan enam poin, dua angka lebih banyak dari perolehan Garuda Muda, sehingga dipastikan absen dari ajang bergengsi tahun depan.
Tanpa Indonesia dan Malaysia, Berikut 16 Tim Peserta Piala Asia U-23 2026
Menyusul kegagalan tersebut, agenda Timnas Indonesia U-23 kini kosong hingga akhir tahun, menjadikan SEA Games 2025 sebagai fokus utama berikutnya, di mana regulasi mengharuskan partisipasi Timnas Indonesia U-22. Dengan kelompok usia yang tidak jauh berbeda, Gerald Vanenburg menjadi salah satu kandidat kuat yang dipertimbangkan PSSI untuk menukangi skuad Garuda Muda di ajang multi-olahraga tersebut.
Merespons potensi penunjukan itu, Gerald Vanenburg menekankan pentingnya persiapan yang matang. “Untuk program ke arah SEA Games, ya, kalau misalnya kita cuma mendapatkan U-23 hanya mendapatkan seperti sekarang yang kita cuma seminggu berlatih untuk menghadapi turnamen atau seminggu nanti 5 hari sebelum SEA Games, saya tidak mendapatkan waktu, ya kita mungkin akan mendapatkan hasil yang sama,” tegas Gerald Vanenburg usai pertandingan melawan Korea Selatan di Sidoarjo, Selasa (9/9) malam.
Pelatih berpengalaman itu kemudian membandingkan kondisi persiapan Timnas Indonesia U-23 yang singkat dengan Timnas Indonesia U-17 asuhan Nova Arianto, yang dipersiapkan selama setahun penuh menjelang Piala Dunia U-17 2025. Perbedaan mencolok ini menjadi bukti nyata bagi Vanenburg. “Jadi, ini sesuatu hal yang memang enggak bisa kalau misal dibandingkan dengan U17 yang mendapatkan 1 tahun untuk berlatih bersama dan kemudian mereka bisa lolos ya,” katanya. “Mereka tentu saja sudah 60 persen lebih bagus daripada kita karena mereka memiliki waktu untuk bermain bersama,” tambah Vanenburg, menyoroti superioritas persiapan jangka panjang.
Lebih lanjut, Vanenburg menjelaskan bahwa TC jangka panjang sangat dibutuhkan karena banyak pemain Timnas Indonesia U-23 yang kurang mendapatkan menit bermain yang cukup di klubnya masing-masing. Kondisi ini menyulitkan mereka untuk mencapai performa puncak. “Nah, sekarang kalau kita misalnya lihat kompetisi kita, seringkali pemilihan pemain ini berdasarkan jumlah waktu di mana mereka bermain di klubnya masing-masing, tetapi belum tentu dari pemain-pemain yang terbaik. Mungkin ada pemain-pemain terbaik yang tidak bisa bermain,” terangnya.
Oleh karena itu, Vanenburg menekankan bahwa perhatian serius harus diberikan pada aspek jam terbang pemain, baik di level klub maupun tim nasional. “Jadi, mungkin ini yang harus diperhatikan di mana mereka benar-benar mendapatkan jam terbang, mereka bisa bermain bukan hanya untuk visi panjang, jangka panjang di Timnas, tapi juga di klubnya juga mendapatkan kesempatan permainan atau jam terbang yang banyak dalam pertandingan itu yang juga akan nanti menentukan nasib dari timnas,” pungkasnya, menggarisbawahi bahwa kesuksesan Timnas sangat bergantung pada persiapan yang komprehensif dan kontinuitas bermain para pemainnya.
Ringkasan
Gerald Vanenburg, sebagai kandidat pelatih Timnas Indonesia U-22 untuk SEA Games 2025, mengajukan syarat utama yaitu program pemusatan latihan (TC) jangka panjang. Syarat ini diajukan menyusul kegagalan Timnas Indonesia U-23 di kualifikasi Piala Asia U-23 2026, di mana persiapan yang minim disinyalir menjadi salah satu penyebabnya.
Vanenburg menekankan bahwa TC jangka panjang sangat penting mengingat banyak pemain Timnas U-23 yang kurang mendapatkan menit bermain di klub masing-masing. Ia membandingkan dengan persiapan Timnas U-17 yang lebih matang, dan menegaskan bahwa jam terbang pemain, baik di klub maupun timnas, sangat menentukan performa dan nasib tim secara keseluruhan.