Geger! Gallas: Amorim Tersesat, MU Pecat Pelatih Sebelum Natal?

Posted on

mellydia.co.id

Gelombang tekanan kembali menerpa Manchester United menyusul performa awal musim yang mengecewakan. Manajer anyar, Ruben Amorim, kini dihadapkan pada spekulasi panas bahwa ia ‘tersesat’ di Old Trafford dan bahkan berisiko kehilangan jabatannya sebelum perayaan Natal tiba. Situasi ini memicu kekhawatiran serius di kalangan penggemar dan pakar sepak bola.

Tekanan hebat ini bukan tanpa alasan. Tim Setan Merah hanya berhasil mengamankan satu kemenangan dari tiga pertandingan awal Premier League. Puncaknya, kekalahan memalukan di Carabao Cup dari tim kasta keempat, Grimsby Town, menjadi titik nadir yang sulit diterima, memicu kemarahan fans dan mempertanyakan arah klub di bawah kepemimpinan Amorim.

Kritikan pedas tak terhindarkan, salah satunya datang dari mantan bek Premier League, William Gallas. Ia menyoroti posisi Ruben Amorim yang kini kian rawan di tengah laju buruk tim. Terlebih, Manchester United sendiri baru saja melewati musim terburuk mereka dengan finis di peringkat ke-15 pada musim sebelumnya, menambah beban ekspektasi yang harus dipikul Amorim.

Morten Hjulmand Batal ke Manchester United, Sporting Yakin Musim Ini Jadi Tahun Terakhir

Ruben Amorim Kehilangan Arah di Manchester United

Menurut William Gallas, Amorim tampak jelas kebingungan dalam menahkodai skuad Manchester United. “Dia terlihat tersesat,” ujar Gallas, seperti dikutip dari Express. “Bahasa tubuh dan respons emosionalnya tidak memberi kesan baik, baik bagi para pemain di lapangan maupun para penggemar yang menyaksikan,” tambahnya, menggarisbawahi kegelisahan yang melingkupi manajer asal Portugal tersebut.

Gallas bahkan memprediksi bahwa Manchester United kini hanya selangkah lagi dari jurang krisis total jika menelan satu kekalahan lagi. “Saya tidak yakin dia akan bertahan sampai Natal,” tandas William Gallas, sebuah pernyataan yang menegaskan betapa gentingnya situasi Amorim.

Cedera Hamstring Liam Delap Tak Parah, Chelsea Siap Hadapi Jadwal Sibuk!

Kekalahan dari Grimsby memang disebut sebagai titik nadir, sebuah pukulan telak yang sekaligus menjadi gambaran jelas betapa beratnya transisi dari klub Portugal sekelas Sporting CP menuju tekanan masif Manchester United di kompetisi Premier League yang jauh lebih intens.

Masalah lain yang disoroti adalah kesulitan Amorim dalam mengelola skuad dengan ego tinggi. Berbeda dengan pengalamannya di Sporting, di mana ia terbiasa bekerja dengan pemain yang lebih patuh dan responsif terhadap instruksi, di United, tantangannya jauh berbeda. “Di United, tekanannya luar biasa. Para pemain memiliki ego besar, dan dia tampak kewalahan,” imbuh Gallas, mengilustrasikan kompleksitas dinamika ruang ganti Setan Merah.

Kasus gelandang muda Kobbie Mainoo menjadi salah satu contoh nyata. Ketika Amorim mencoba mengingatkan Mainoo untuk bekerja lebih keras demi mempertahankan tempatnya, respons sang pemain justru menunjukkan indikasi ketidakpatuhan. Situasi ini membuat Gallas bahkan menyamakan posisi Amorim dengan pendahulunya, Erik ten Hag, yang juga didepak karena serangkaian hasil buruk. “Saat ini Amorim terlihat seperti Ten Hag. Semua kembali pada hasil, dan kekalahan dari Grimsby benar-benar hasil mengejutkan,” tegas Gallas, menyoroti kemiripan pola kegagalan.

Dengan kondisi saat ini, Gallas menilai Manchester United lebih menyerupai tim papan tengah. Mereka terkadang mampu bersaing ketat dengan klub-klub besar, namun seringkali tampil ‘melempem’ dan tak berdaya saat berhadapan dengan tim yang secara kualitas di bawah mereka, sebuah inkonsistensi yang meresahkan.

Portugal Berhasil Bangkit di Debrecen, Kalahkan Hungaria 3-2 dalam Laga Ketat Kualifikasi Piala Dunia 2026

Strategi Transfer Manchester United Dipertanyakan

Tidak hanya kinerja Amorim, Gallas juga melontarkan kritik keras terhadap strategi transfer Manchester United yang dinilai kurang efektif. Ia secara spesifik menyoroti perekrutan Bryan Mbeumo dari Brentford dengan biaya awal yang mencapai £65 juta, atau setara dengan sekitar Rp 1,4 triliun. “Dia pemain bagus, tetapi saya tidak bisa memahami mengapa harganya sebesar itu,” ujar Gallas. “Mereka menghabiskan banyak uang, tapi tidak banyak mengubah susunan pemain inti,” sindirnya, menunjukkan bahwa investasi besar tidak sebanding dengan dampak di lapangan.

Catatkan Rekor Baru, Erling Haaland Mendapat Nilai Sempurna Setelah Cetak Lima Gol dalam Kemenangan Timnas Norwegia Atas Moldova 11–1

Menurut pandangan Gallas, strategi belanja United selama ini justru hanya menambah tekanan tanpa menghadirkan solusi nyata yang dapat memperbaiki performa tim di lapangan.

Dengan serangkaian hasil minor di awal musim, ditambah tekanan masif dari basis penggemar dan ekspektasi tinggi dari manajemen, masa depan Ruben Amorim di Manchester United kini berada di ujung tanduk. Jika ia tak segera menemukan formula untuk membangkitkan performa tim, ancaman pemecatan sebelum Natal bukan lagi sekadar isu belaka, melainkan sebuah kemungkinan yang semakin nyata.

Situasi pelik ini menempatkan Ruben Amorim, Manchester United, dan seluruh penggemar Setan Merah dalam pusaran ketidakpastian besar. Apabila performa tim tak kunjung membaik, krisis klub bisa semakin dalam dan pada akhirnya akan memaksa manajemen untuk mengambil langkah yang lebih drastis dan tegas.

Ringkasan

Manchester United sedang berada dalam tekanan besar setelah awal musim yang mengecewakan, dengan hanya satu kemenangan dari tiga pertandingan awal Liga Premier dan kekalahan di Carabao Cup. Mantan pemain Premier League, William Gallas, mengkritik Ruben Amorim dan menyatakan bahwa ia terlihat “tersesat” dan berisiko kehilangan pekerjaannya sebelum Natal jika performa tim tidak membaik. Gallas juga mempertanyakan strategi transfer klub yang dinilai kurang efektif dalam meningkatkan performa tim.

Kekalahan dari Grimsby Town dianggap sebagai titik nadir dan gambaran kesulitan Amorim dalam beradaptasi dengan tekanan di Manchester United, serta mengelola pemain dengan ego tinggi. Gallas menyamakan situasi Amorim dengan Erik ten Hag, yang juga didepak karena hasil buruk, dan memprediksi bahwa MU bisa segera mengalami krisis total jika tidak segera menemukan solusi. Masa depan Amorim di klub kini berada di ujung tanduk.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *