Sri Mulyani Pamit: Momen Haru & Air Mata di Kemenkeu

Posted on

Jakarta, IDN Times – Sembilan September 2025 akan selalu menjadi tanggal krusial dalam catatan sejarah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan, tentu saja, bagi Sri Mulyani Indrawati pribadi. Pada hari itu, secara resmi ia mengakhiri lebih dari satu dekade masa baktinya sebagai Bendahara Negara, mundur dari kursi Menteri Keuangan (Menkeu) setelah keputusan reshuffle, dan menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada Purbaya Yudhi Sadewa.

Pukul 10.00 WIB, suasana di lobi Gedung Djuanda I Kemenkeu sudah dipenuhi ratusan pegawai Kemenkeu. Mereka berkumpul, menanti kedatangan sosok yang selama ini menjadi nahkoda keuangan negara, sesaat sebelum prosesi serah terima jabatan (sertijab) Menkeu berlangsung.

Sebelum Sri Mulyani tiba, sejumlah pejabat penting, baik dari internal Kemenkeu maupun eksternal, telah hadir untuk menjadi saksi momen bersejarah ini. Dari jajaran eksternal, tampak Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi, Kepala Pengawas Eksekutif Perbankan OJK Dian Ediana Rae, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti, dan banyak tokoh lainnya.

Sekitar pukul 10.15 WIB, Sri Mulyani tiba di lokasi, didampingi sang suami tercinta, Tonny Sumartono. Mengenakan kebaya berwarna merah muda yang elegan, ia turun disambut hangat oleh tiga Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, Anggito Abimanyu, dan Thomas Djiwandono, serta jajaran pejabat Kemenkeu lainnya.

1. Sri Mulyani Salami Pegawai Kemenkeu yang Menyambutnya

Begitu langkahnya menyentuh lantai dalam lobi Gedung Djuanda I, Sri Mulyani langsung disambut gemuruh sorakan dari para pegawai Kemenkeu yang telah menunggunya dengan setia. Seketika, ratusan gawai terangkat, mengabadikan setiap momen kedatangan yang penuh makna ini.

“Ibu! Ibu! Terima kasih Ibu!” seru para pegawai Kemenkeu, mengiringi langkah Sri Mulyani.

Dengan senyum tulus, Sri Mulyani melangkah maju, menyalami beberapa pegawai Kemenkeu sebagai bentuk apresiasi dan terima kasihnya yang mendalam atas dukungan selama ini.

“Terima kasih banyak semua,” bisik Sri Mulyani lirih, penuh haru.

Setelah menyalami sebagian pegawai, Sri Mulyani kemudian bergerak menuju lantai dua Gedung Djuanda I, menuju Aula Mezanin, tempat prosesi sertijab akan dilaksanakan. Sesampainya di atas, ia kembali menengok ke bawah, melemparkan pandangan terakhir ke arah kerumunan, untuk sekali lagi mengucapkan terima kasih. Bersama sang suami, ia membentuk gestur tangan berbentuk cinta, sebagai simbol kasih sayang mereka kepada seluruh insan di lingkungan Kementerian Keuangan.

2. Sri Mulyani Mohon Maaf dan Minta Ruang Pribadinya Dihormati

Prosesi serah terima jabatan Menkeu dari Sri Mulyani kepada Purbaya Yudhi Sadewa dimulai sekitar pukul 10.20 WIB. Keduanya membubuhkan tanda tangan pada dokumen resmi yang mengukuhkan pergantian kepemimpinan di Kementerian Keuangan.

Usai prosesi formal tersebut, Sri Mulyani menyampaikan pidato perpisahan yang menandai penutupan gemilang kariernya di Kemenkeu. Dalam pidatonya yang sarat makna, ia menyampaikan permohonan maaf tulus atas segala kekurangan dalam kinerja dan perannya sebagai Menteri Keuangan selama ini.

Dengan rendah hati, ia mengakui bahwa dirinya hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dalam setiap amanah yang diemban.

“Tidak ada gading yang tidak rusak, tidak ada gading yang tidak retak, tidak ada manusia yang sempurna. Pasti dalam menjalankan amanah ada kekurangan, ada kekhilafan dan untuk itu saya dengan rendah hati memohon maaf,” ujar Sri Mulyani, suaranya bergetar.

Menutup pidatonya yang singkat namun penuh kesan, Sri Mulyani mengimbau masyarakat untuk menghormati ruang pribadinya, kini sebagai warga negara biasa, bukan lagi sebagai seorang penyelenggara negara.

“Saya pamit undur diri pagi hari ini dan mohon mulai saat ini untuk menghormati ruang privasi kami atau ruang pribadi saya sebagai warga negara biasa,” tegasnya.

3. Tangisan Iringi Kepergian Sri Mulyani dari Kemenkeu

Setelah menyampaikan pidato dan melakukan konferensi pers, Sri Mulyani melanjutkan dengan ramah tamah bersama para pejabat yang hadir. Selanjutnya, ia menyambangi para jurnalis yang selama ini setia meliputnya, mengucapkan terima kasih atas jalinan kerja sama selama menjabat sebagai Menkeu.

Pada momen tersebut, jurnalis IDN Times, Triyan Pangastuti, mewakili rekan-rekan wartawan di lingkungan Kemenkeu, Kemenko Perekonomian, dan sekitarnya, menyerahkan kenang-kenangan berupa lukisan karikatur Sri Mulyani saat sedang berinteraksi dengan wartawan. Usai penyerahan kado, para jurnalis pun antusias mengajak Sri Mulyani untuk berswafoto bersama.

Di luar Aula Mezanin, barisan panjang pegawai Kemenkeu telah terbentuk rapi, siap mengawal langkah Sri Mulyani turun ke lantai satu. Mereka membawa bunga-bunga sebagai tanda perpisahan inisiatif untuk sang mantan pimpinan. Gawai di tangan mereka pun siaga, tak ingin melewatkan satu pun momen bersejarah ini. Sri Mulyani bahkan sempat kesulitan berjalan karena banyaknya pegawai yang ingin bersalaman atau berfoto dengannya.

Di lantai satu Gedung Djuanda I, ratusan pegawai Kemenkeu telah menanti. Bukan hanya di dalam lobi, kerumunan bahkan meluber hingga ke area luar gedung. Kehadiran mereka tak lain adalah untuk melepas kepergian Sri Mulyani dari Kemenkeu.

Sebelum menuju mobil untuk pulang, langkah Sri Mulyani, sang suami, dan para pejabat Kemenkeu terhenti sejenak di area tangga. Mereka menyimak dengan seksama ucapan terima kasih yang disampaikan dua perwakilan pegawai Kemenkeu melalui pengeras suara. Tak lama berselang, paduan suara Kemenkeu, Nadara Choir, mulai melantunkan lagu “Bahasa Kalbu”, yang segera diikuti oleh ratusan pegawai lainnya. Pada momen yang penuh haru ini, tangis Sri Mulyani pun pecah, disusul derai air mata dari para pegawai yang ikut terharu melepas kepergiannya.

Emosi tak berhenti di situ. Lagu “Karena Cinta” dan “You’ll Be in My Heart” juga turut dinyanyikan, mengiringi langkah perpisahan Sri Mulyani dari Kemenkeu. Sri Mulyani, yang bersandar pada bahu suaminya, hanya bisa menangis menyaksikan curahan kasih sayang dari mantan pegawainya, sambil sesekali terus mengucapkan terima kasih. Puncaknya, gema Mars Kementerian Keuangan membahana di lobi Gedung Djuanda I, mengantar langkah terakhir Sri Mulyani keluar dari institusi yang telah ia layani sepenuh hati.

“Terima kasih Ibu!” seru para pegawai Kemenkeu, baik dari dalam maupun luar Gedung Djuanda I, mengiringi Sri Mulyani yang perlahan menuju mobilnya untuk pulang, meninggalkan jejak kebanggaan dan kenangan abadi.

Serahkan Jabatan Menkeu ke Purbaya, Sri Mulyani: Saya Mohon Maaf Lepas Jabatan Menkeu, Sri Mulyani: Tolong Hormati Ruang Privasi Saya Nyanyian Bahasa Kalbu Antarkan Sri Mulyani Angkat Kaki dari Kemenkeu

Ringkasan

Sri Mulyani Indrawati mengakhiri masa baktinya sebagai Menteri Keuangan dan menyerahkan jabatan kepada Purbaya Yudhi Sadewa. Acara perpisahan di Gedung Djuanda I Kemenkeu dipenuhi haru dan dihadiri oleh pejabat penting serta ratusan pegawai Kemenkeu yang memberikan sambutan hangat dan apresiasi atas dedikasinya.

Dalam pidato perpisahannya, Sri Mulyani menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan selama menjabat dan meminta masyarakat untuk menghormati ruang pribadinya. Momen perpisahan diiringi dengan tangisan haru dari Sri Mulyani dan para pegawai, yang menyanyikan lagu-lagu perpisahan sebagai ungkapan kasih sayang dan terima kasih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *