Hari pertama seri balap ke-15 MotoGP Catalunya 2025, Jumat (5/9/2025), benar-benar menjadi mimpi buruk yang pahit bagi pembalap andalan Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia.
Di Sirkuit Catalunya, Barcelona, Spanyol, sang juara dunia harus menelan pil pahit atas performa yang jauh dari harapan di sesi Latihan Bebas Pertama (FP1) dan sesi Latihan (Practice) MotoGP Catalunya. Bagaimana tidak? Pembalap asal Italia ini secara mengejutkan selalu finis di posisi lima besar, namun ironisnya, itu adalah lima besar dari urutan paling buncit.
Pada sesi FP1 yang digelar pagi hari waktu setempat, Bagnaia hanya mampu menempati urutan ke-23, hanya satu posisi di atas pembalap paling buncit. Ia tertinggal 1,556 detik dari waktu tercepat yang dicetak oleh Pedro Acosta (Red Bull KTM Factory Racing) dalam sesi berdurasi 45 menit tersebut. Performa Bagnaia bahkan hanya sedikit lebih baik dibanding debutan Somkiat Chantra (LCR Honda Idemitsu) yang diketahui baru saja pulih dari cedera. Padahal, sesi FP1 menjadi krusial untuk mengukur potensi pembalap karena di sinilah uji coba setelan motor dan simulasi lomba mulai dijalankan.
Melihat hasil mengecewakan ini, Manajer Ducati Lenovo, Davide Tardozzi, terang-terangan mengaku merasa sangat terganggu dengan capaian Bagnaia di FP1 MotoGP Catalunya 2025.
Diangkat dari Neraka dan Disucikan, Marc Marquez Sudah di Surga saat Dijagokan Kunci Gelar di Italia
“Peringkat ini mengejutkan dan mengganggu saya,” ujar Tardozzi kepada Sky Sport Italia, seperti dilansir BolaSport.com. “Namun, kami merasa telah ada sedikit kemajuan dibandingkan balapan sebelumnya, kita akan lihat saja nanti sore,” tambahnya penuh harap.
Padahal, sebelumnya Bagnaia sempat menunjukkan gelagat positif setelah serangkaian perubahan yang dilakukan pada motornya di balapan Hungaria. Meskipun hanya finis di posisi kedelapan, perubahan signifikan pada setelan motor berhasil mengembalikan sensasi berkendara yang ideal baginya, sesuatu yang sempat hilang sejak awal musim.
Dengan harapan tinggi, Tardozzi pun berharap Bagnaia dapat memperbaiki performanya di sesi Practice, yang sangat menentukan untuk langsung melaju ke babak Q2. Kecemasan ini semakin beralasan mengingat Bagnaia telah dua kali gagal menembus Q2 dalam tiga seri terakhir, yakni di MotoGP Ceko dan MotoGP Hungaria. Tardozzi secara terang-terangan mengharapkan agar Pecco, sapaan akrab Bagnaia, turut serta berkontribusi dalam mengatasi krisis performa yang sedang dialaminya. “Kami berharap Pecco ikut berperan dalam menyelesaikan masalah ini,” tegas Tardozzi. “Dia harus membantu kami untuk membantunya. Kami butuh dia lebih fokus untuk mengatasi kesulitan, lebih memikirkan tentang dirinya sebagai pembalap dan seberapa hebat dia.”
Namun, realitas di lintasan berkata lain. Harapan besar dari bos Ducati itu ternyata tak terwujud. Bagnaia tetap terpuruk saat melakoni sesi Practice MotoGP Catalunya 2025. Ia kembali terlempar dari 20 besar, hanya mampu finis di urutan ke-21, yang berarti hanya naik dua posisi saja dari hasil FP1. Sebuah insiden bendera kuning yang muncul di akhir sesi turut menghalangi kesempatannya untuk mempertajam waktu di menit-menit krusial.
Mengingat statusnya sebagai pemenang balapan dua kali di Sirkuit Catalunya musim lalu, kegagalan untuk langsung lolos ke Q2 menjadi sebuah pil pahit yang sulit ditelan. Secara keseluruhan di hari pertama MotoGP Catalunya 2025, Bagnaia hanya mampu mencatat waktu terbaik 1 menit 39,170 detik, tertinggal 1,029 detik dari pembalap tercepat.
Hasil Practice MotoGP Catalunya 2025 – Marquez Bersaudara Dikalahkan Duo KTM, Bagnaia Mengenaskan Sekali di Hari Jumat
Ringkasan
Pada hari pertama MotoGP Catalunya 2025, Francesco Bagnaia mengalami performa buruk, menempati posisi ke-23 di FP1 dan ke-21 di sesi Practice. Hasil ini mengejutkan Manajer Ducati Lenovo, Davide Tardozzi, mengingat pentingnya sesi Practice untuk kualifikasi Q2. Bagnaia tertinggal jauh dari catatan waktu tercepat, menimbulkan kekhawatiran akan peluangnya di balapan.
Tardozzi berharap Bagnaia dapat berkontribusi dalam mengatasi masalah performa yang dialaminya, mengingat kegagalannya menembus Q2 di beberapa seri terakhir. Meskipun ada perubahan positif pada motor di balapan sebelumnya, performa Bagnaia di Catalunya jauh dari harapan, membuatnya kesulitan untuk bersaing di lintasan.