Gawat! Persis Solo Nunggak Gaji Pemain di Awal Musim, Kenapa?

Posted on

Persis Solo, klub berjuluk Laskar Sambernyawa, secara resmi mengakui adanya penunggakan gaji pemain. Pengakuan ini mengejutkan publik sepak bola Indonesia, mengingat kompetisi Super League 2025/2026 baru saja berjalan empat pekan. Situasi tak mengenakkan ini memicu perhatian luas, terutama setelah isu tersebut beredar kencang di media sosial.

Sebelumnya, desas-desus mengenai klub Super League yang menunggak gaji pemain telah mencuat dalam beberapa hari terakhir, dipicu oleh unggahan akun X bernama Mafia Wasit. Namun, identitas klub tersebut belum terungkap. Kini, teka-teki itu terjawab sudah. Dalam keterangan resminya pada Jumat (5/9), Persis Solo mengakui krisis finansial yang melanda klub, menjadi penyebab utama di balik keterlambatan pemenuhan hak para pemain.

Manajemen Persis Solo menjelaskan bahwa penunggakan gaji terjadi akibat kurang tertibnya penerimaan hak PT Persis Solo Saestu dari pihak-pihak yang memiliki kewajiban sesuai jadwal. “Keterlambatan pemenuhan hak pemain terjadi sebagai dampak dari kurang tertibnya penerimaan hak PT Persis Solo Saestu dari pihak-pihak yang memiliki kewajiban sesuai jadwal. Situasi ini berada di luar kendali klub, namun tetap menjadi tanggung jawab manajemen untuk menyelesaikannya,” demikian pernyataan resmi klub.

Menanggapi situasi ini, manajemen Persis Solo menegaskan komitmen penuh untuk segera menuntaskan seluruh kewajiban yang tertunda, khususnya kepada para pemain. Berbagai upaya strategis pun telah ditempuh. Laskar Sambernyawa secara intens menjalin komunikasi dengan mitra, pihak internal, maupun eksternal guna mempercepat proses administrasi. Tak hanya itu, komunikasi yang berkelanjutan juga terus dibangun dengan para pemain demi menjaga transparansi dan semangat tim, agar mereka tetap fokus memberikan penampilan terbaik di lapangan.

Dalam kesempatan yang sama, Persis Solo juga meluruskan persepsi mengenai sumber pendanaan operasional klub. Mereka menegaskan bahwa seluruh kebutuhan tim dijalankan melalui mekanisme keuangan perusahaan yang murni berbasis lini bisnis, tidak mengandalkan dana langsung dari Kaesang Pangarep selaku owner ataupun donatur dari luar klub. Pemasukan klub murni berasal dari sponsor, penjualan tiket pertandingan, penjualan merchandise, serta hak komersial dari I.League sebagai operator kompetisi. “Penting ditegaskan bahwa Persis Solo adalah sebuah perusahaan bisnis. Segala kebutuhan PT Persis Solo Saestu maupun tim Persis dijalankan melalui mekanisme keuangan perusahaan dengan perputaran yang murni berbasis lini bisnis,” tegas pihak Persis, menambahkan bahwa model tata kelola ini membedakan mereka dari sebagian besar klub Indonesia lain yang umumnya masih sangat bergantung pada sokongan langsung dari pemilik atau donatur.

Sebagai penutup, klub kebanggaan Solo, Jawa Tengah, ini menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang timbul akibat persoalan penunggakan gaji. Persis Solo pun mengajak seluruh elemen suporter untuk terus memberikan dukungan penuh. Dukungan tersebut sangat berarti agar Laskar Sambernyawa dapat segera melewati tantangan finansial ini dan kembali menapaki jalur kesuksesan di kancah sepak bola nasional.

Ringkasan

Persis Solo mengakui adanya penunggakan gaji pemain, sebuah pengakuan yang mengejutkan mengingat kompetisi baru berjalan empat pekan. Manajemen klub menjelaskan bahwa keterlambatan ini disebabkan oleh kurang tertibnya penerimaan hak dari pihak-pihak yang memiliki kewajiban sesuai jadwal, sebuah situasi di luar kendali klub.

Manajemen Persis Solo berkomitmen untuk segera menuntaskan kewajiban yang tertunda dan telah menjalin komunikasi dengan berbagai pihak untuk mempercepat proses administrasi. Klub menegaskan bahwa pendanaan operasional berasal dari lini bisnis perusahaan, bukan dari dana langsung pemilik atau donatur, serta meminta dukungan suporter untuk melewati tantangan ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *