JAKARTA – Dinamika pasar saham Indonesia menunjukkan kinerja bervariasi sepanjang pekan perdagangan 1-4 September 2025. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mengakhiri pekan dengan penguatan moderat, mencapai level 7.867,348, meskipun diiringi dengan penurunan aktivitas transaksi. Laporan ini memberikan gambaran komprehensif mengenai pergerakan pasar modal Tanah Air yang tetap menjadi sorotan utama bagi para investor dan pelaku ekonomi.
Kinerja positif IHSG terekam dengan kenaikan sebesar 0,47 persen, melonjak dari 7.830,493 pada pekan sebelumnya menjadi 7.867,348. Sejalan dengan penguatan indeks, nilai kapitalisasi pasar BEI juga turut mengalami peningkatan signifikan. Kapitalisasi pasar tercatat tumbuh 0,20 persen, mencapai Rp14.211 triliun dari posisi Rp14.182 triliun di pekan sebelumnya, mengukuhkan valuasi pasar yang semakin solid.
Kendati demikian, data transaksi harian menunjukkan adanya perlambatan aktivitas perdagangan. Rata-rata frekuensi transaksi harian mengalami penurunan 9,88 persen, dari 2,31 juta kali menjadi 2,08 juta kali transaksi. Penurunan juga terlihat pada rata-rata volume transaksi harian yang anjlok 21,09 persen, dari 47,19 miliar lembar saham menjadi 37,24 miliar lembar saham. Lebih lanjut, rata-rata nilai transaksi harian BEI menyusut 28,43 persen, turun dari Rp25,22 triliun menjadi Rp18,05 triliun, merefleksikan kehati-hatian investor dalam mengambil keputusan.
Di tengah fluktuasi transaksi tersebut, pergerakan investor asing patut dicermati. BEI mencatat, pada hari terakhir pekan itu, investor asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp305,18 miliar. Secara kumulatif sepanjang tahun 2025 berjalan, investor asing telah membukukan jual bersih yang cukup besar, mencapai Rp55,13 triliun. Namun, optimisme tetap terpancar dari pertumbuhan jumlah investor domestik yang konsisten. Hingga akhir Agustus 2025, jumlah investor pasar modal Indonesia telah melampaui angka 18 juta single investor identification (SID), menandakan semakin luasnya partisipasi masyarakat dalam ekosistem investasi nasional.
Guna menjaga stabilitas dan kepercayaan pasar, BEI aktif mengadakan serangkaian kegiatan strategis. Pada Senin (1/9/2025), BEI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyelenggarakan konferensi pers bertajuk “Stabilitas Pasar Modal Indonesia” di Main Hall BEI. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap kokoh, menggarisbawahi peran strategis pasar modal sebagai tulang punggung pembiayaan pembangunan dan wadah investasi masyarakat.
Komitmen pemerintah dan otoritas pasar modal untuk menjaga stabilitas terus diperkuat demi memastikan kontribusi pasar modal terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan. Sejalan dengan upaya tersebut, pada Rabu (3/9/2025), Direktur Utama BEI, Iman Rachman, melakukan pertemuan penting dengan Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). Pertemuan ini menjadi momen strategis untuk memacu pengembangan pasar modal syariah Indonesia.
Sinergi erat antara lembaga pemerintah, otoritas pasar modal, dan organisasi masyarakat seperti PBNU menjadi krusial, terutama di tengah kondisi domestik yang sempat diwarnai aksi unjuk rasa pada akhir Agustus hingga awal September 2025. Dukungan kolektif ini diharapkan mampu menciptakan iklim yang kondusif, memperluas inklusi keuangan, serta secara signifikan mendorong pertumbuhan pasar modal syariah. Hal ini sekaligus menegaskan kembali posisi vital pasar modal dalam mengakselerasi pembangunan ekonomi nasional yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Ringkasan
IHSG mencatatkan penguatan sebesar 0,47 persen dan ditutup pada level 7.867,348. Seiring dengan penguatan IHSG, kapitalisasi pasar BEI juga mengalami peningkatan, mencapai Rp14.211 triliun, naik dari Rp14.182 triliun pada pekan sebelumnya. Peningkatan ini menunjukkan soliditas valuasi pasar modal Indonesia.
Meskipun IHSG dan kapitalisasi pasar meningkat, aktivitas perdagangan mengalami penurunan. Rata-rata frekuensi, volume, dan nilai transaksi harian mengalami penurunan signifikan. Investor asing tercatat melakukan jual bersih sebesar Rp305,18 miliar pada hari terakhir pekan tersebut, namun jumlah investor domestik terus bertambah, melampaui 18 juta SID.