BANK Syariah Indonesia (BSI) mencatatkan kinerja luar biasa di sektor pembiayaan cicilan emas, dengan lonjakan pertumbuhan mencapai 117,35 persen secara year-on-year (YoY) pada Juli 2025. Angka ini tidak hanya menegaskan posisi BSI sebagai pemain kunci, tetapi juga mengindikasikan semakin besarnya minat masyarakat Indonesia terhadap investasi emas syariah di tengah dinamika ekonomi global.
Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna, menjelaskan bahwa fokus bisnis BSI selaras dengan meningkatnya tren masyarakat yang mulai melirik investasi safe haven seperti emas. Fenomena ini diperkuat dengan fakta bahwa harga emas telah menembus Rp 2 juta per gram pada Kamis, 4 Juli 2025, menandai kenaikan signifikan hingga 40 persen dalam satu tahun. Menurut Anton, kenaikan harga emas ini dipicu oleh fluktuasi ekonomi dan geopolitik dunia yang tidak menentu, menjadikan emas pilihan yang menarik untuk menjaga nilai aset.
Untuk memudahkan akses masyarakat terhadap investasi emas, BSI menawarkan harga yang sangat terjangkau, mulai dari Rp 100 ribu untuk kepemilikan 0,05 gram emas. Kemudahan ini semakin lengkap dengan ketersediaan layanan pembelian melalui aplikasi mobile banking BYOND by BSI, menunjukkan komitmen BSI dalam mendukung inklusi keuangan dan investasi syariah bagi berbagai lapisan masyarakat secara praktis.
Meskipun potensi investasi emas sangat besar, Anton Sukarna mencatat bahwa konsumsi emas di Indonesia masih berada pada angka 0,16 gram per kapita. Jumlah ini tergolong lebih rendah dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Singapura, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Mayoritas masyarakat Indonesia, sambungnya, masih cenderung membeli emas dalam bentuk perhiasan. Fakta ini sekaligus membuka peluang besar bagi pasar investasi emas batangan yang lebih terstruktur di Indonesia untuk terus berkembang.
Hingga Mei 2025, BSI secara keseluruhan mencatat pertumbuhan pembiayaan sebesar 15 persen secara tahunan. Pertumbuhan impresif ini didorong terutama oleh segmen Konsumer, dengan pembiayaan berbasis emas—meliputi Cicil Emas dan Gadai Emas—menjadi penopang utama yang tumbuh sebesar 68,68 persen secara tahunan. Secara spesifik, pembiayaan cicil emas sendiri menunjukkan performa yang jauh lebih tinggi, melonjak hingga 175 persen secara tahunan, menggarisbawahi daya tariknya sebagai instrumen investasi. Anton menekankan bahwa cicilan emas merupakan bentuk pembiayaan yang aman, “Karena memiliki performance bagus dan underlying asset yang solid berupa emas batang,” tuturnya.
Dalam upaya memperluas pilihan produk investasi emas syariah, BSI berkolaborasi dengan PT Hartadinata Abadi Tbk meluncurkan produk emas batangan eksklusif bernama BSI Gold seri EMASKU BSI. Emas batangan ini telah mengantongi sertifikat SNI, menjamin karatase 99,99 persen kemurniannya, serta memperoleh rekomendasi kesesuaian syariah dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hal ini memberikan kepastian dan kepercayaan bagi nasabah yang ingin berinvestasi sesuai prinsip syariah.
Produk BSI Gold ini tersedia dalam bentuk fisik dengan beragam pecahan, mulai dari 1 gram, 2 gram, 5 gram, 10 gram, 25 gram, 50 gram, hingga 100 gram. Melalui skema pembiayaan BSI Cicil Emas, nasabah dapat memiliki BSI Gold dengan jangka waktu angsuran yang fleksibel, mulai dari satu hingga lima tahun, menjadikannya opsi investasi yang semakin mudah dijangkau dan direncanakan sesuai kemampuan.
Pilihan Editor: Bagaimana Kesiapan BSI dan Pegadaian Menjadi Bank Emas