Cahya Supriadi Starter? Dilema Kiper Timnas U-23 Indonesia

Posted on

Timnas U-23 Indonesia bersiap menghadapi laga perdana Grup J Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 melawan Laos pada Rabu, 3 September 2025. Seiring dengan persiapan yang intensif, sorotan utama tertuju pada persaingan ketat di bawah mistar gawang. Pelatih Gerald Vanenburg dihadapkan pada keputusan krusial: siapa yang akan menjadi kiper utama antara Cahya Supriadi dari PSIM dan Muhammad Ardiansyah dari PSM?

Vanenburg sendiri telah menegaskan bahwa kebijakan penentuan penjaga gawang nomor satu sepenuhnya ia serahkan kepada pelatih kiper, Sjoerd Woudenberg. Mantan pelatih kiper Dewa United itu sebelumnya telah membuat keputusan signifikan di turnamen pertama Timnas U-23, ASEAN Cup U-23 2025, yang digelar di Stadion Utama GBK bulan lalu. Saat itu, Woudenberg menunjuk Muhammad Ardiansyah sebagai kiper utama. “Saya pikir Sjoerd (Woudenberg) adalah pelatih kipernya dan jika dia memutuskan siapa, maka dia akan jadi kiper di tim kami dan saya percaya,” ujar Vanenburg kala itu, menambahkan, “Jadi saya percaya dia punya cukup informasi untuk memberi saya keputusan yang benar.”

Namun, sebulan berlalu, dinamika di kompetisi lokal telah banyak berubah. Ardiansyah, meskipun membawa bekal berharga lima penampilan bersama Timnas U-23 di ASEAN Cup, kini justru terpinggirkan di klubnya, PSM Makassar. Pelatih Bernardo Tavares lebih memilih untuk memainkan Hilman Syah sebagai starter dalam tiga pertandingan Super League 2025/26. Mirisnya, Ardiansyah bahkan tidak masuk dalam daftar skuad pertandingan, menunjukkan kurangnya menit bermain di level klub yang sangat krusial bagi seorang kiper.

PSSI: Tidak Usah Demo, Mending Nonton Bola Timnas Indonesia dan Timnas U-23 Indonesia

Situasi kontras justru dialami oleh Cahya Supriadi. Ia menikmati musim penuh gebrakan di Super League 2025/26. Untuk pertama kalinya dalam karier profesionalnya, sosok jebolan Persija Jakarta ini berhasil mengamankan posisi kiper utama di kasta tertinggi. Cahya telah tampil dalam tiga pertandingan bersama PSIM Jogja, sebuah catatan yang bisa saja bertambah jika ia tidak dipanggil untuk bergabung dengan pemusatan latihan Timnas U-23 pada pekan keempat.

Salah satu momen puncaknya adalah ketika ia secara gemilang berhasil mementahkan tendangan penalti Marc Klok pada pekan ketiga Super League, berkontribusi besar pada hasil imbang 1-1 melawan Persib Bandung. Penampilan cemerlangnya turut membawa PSIM mampu menembus empat besar klasemen sementara saat liga rehat karena jeda internasional. Bekal menit bermain reguler dan performa impresif di level klub ini tentu menjadi modal kuat bagi Cahya.

Drawing Hong Kong Open 2025 – Trilogi Alwi Vs Vitidsarn, tapi Ubed dan Pemain Ajaib Kejuaraan Dunia Membayangi

Dengan rekam jejak yang berbeda di kompetisi domestik, pertanyaan besar kini muncul: mampukah Cahya Supriadi meluluhkan hati Sjoerd Woudenberg dan mengamankan posisi penjaga gawang nomor satu di Timnas U-23 Indonesia? Cahya sendiri tidak menyembunyikan ambisinya. “Latihannya keras, orangnya bagus (Woudenberg) di dalam dan luar lapangan,” ungkap Cahya di mixed zone Stadion Sultan Agung, Bantul. Ia juga menambahkan, “Kita berhubungan dengan baik (dengan Daffa dan Ardiansyah), supportive di tiap pertandingan.” Dengan penuh keyakinan, Cahya menutup, “Dan saya akan berusaha keras dan saya akan ambil nomor satu kembali di tim nasional.” Persaingan ini bukan sekadar perebutan posisi, melainkan juga pertarungan momentum dan performa terkini.

Daftar Terbaru Skuad Timnas Indonesia untuk Lawan Taiwan dan Lebanon, Datang Pemain dari Amerika Serikat Bukan Maarten Paes

Ringkasan

Timnas U-23 Indonesia tengah mempersiapkan diri untuk Kualifikasi Piala Asia U-23 2026, dengan fokus pada persaingan posisi kiper antara Cahya Supriadi dan Muhammad Ardiansyah. Pelatih Gerald Vanenburg mempercayakan keputusan pemilihan kiper utama kepada pelatih kiper Sjoerd Woudenberg, yang sebelumnya memilih Ardiansyah di ASEAN Cup U-23 2025.

Namun, situasi terkini di kompetisi domestik menunjukkan perubahan signifikan. Ardiansyah kehilangan tempat di PSM Makassar, sementara Cahya Supriadi justru tampil impresif dan menjadi kiper utama di PSIM Jogja. Performa apik Cahya, termasuk menepis penalti Marc Klok, membuatnya berpeluang besar merebut posisi kiper utama Timnas U-23.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *