Franco Morbidelli meluapkan kekecewaannya terhadap hukuman yang dijatuhkan kepadanya setelah insiden senggolan dengan adik Valentino Rossi, Luca Marini, dalam seri MotoGP Hungaria 2025. Pembalap asal Italia itu merasa sanksi tersebut tidak adil dan sulit untuk diterima, terutama karena ia mengklaim tindakannya bertujuan demi keselamatan bersama di lintasan.
Insiden yang memicu kontroversi tersebut terjadi pada putaran terakhir balapan di Sirkuit Balaton Park, 24 Agustus 2025, saat Morbidelli dan Luca Marini terlibat duel sengit memperebutkan posisi. Franco Morbidelli sejatinya berhasil memenangi persaingan dan finis di peringkat kelima. Namun, kegembiraannya sirna setelah race direction memutuskan untuk memberinya penalti, menjadikannya ‘terdakwa’ atas insiden dengan Marini.
Pembalap dari tim VR46 itu mengungkapkan ketidaksetujuannya secara terang-terangan terhadap keputusan tersebut. Menurut Morbidelli, manuver yang dilakukannya merupakan upaya untuk menghindari kecelakaan fatal. “Saya sedang berada di jalur saya dan merasakan kontak dengan Luca,” ungkap Morbidelli. “Jika saya tetap di jalur saya, dia pasti akan jatuh ke tanah. Saya memutuskan untuk mengangkat motor dan menghindari kecelakaan karena itu tampaknya tindakan yang paling bijaksana.”
Diminta Gambarkan Marc Marquez dengan Satu Kata, Begini Jawaban Marco Rigamonti
Morbidelli menegaskan bahwa keputusannya adalah murni demi keselamatan, bukan untuk mengambil keuntungan. Ia bahkan menyatakan tidak pernah memiliki niat sengaja untuk melewati tikungan. “Akan lebih mudah untuk berputar dan membiarkan Marini terjatuh, tetapi saya lebih suka menghindarinya,” jelasnya. “Pada akhirnya, hal itu justru memaksa saya untuk mundur, dan kemudian mereka memberi saya penalti. Saya sulit memahaminya.”
Bagi Morbidelli, pergerakan yang melampaui batas lintasan dalam situasi darurat seperti itu seharusnya tidak serta-merta ditafsirkan sebagai pelanggaran yang layak dihukum. Ia berpendapat bahwa dalam kondisi duel ketat, prioritas harus diberikan kepada pembalap yang berada di depan. “Manuver-manuver ini sulit dinilai, tentu saja. Tetapi bagi saya, jika seorang pembalap di depan, dialah yang diprioritaskan,” tuturnya. “Dalam kasus ini, saya berada di posisi itu, tetapi mereka tetap menghukum saya. Saya tidak sependapat dengan itu. Saya tidak mengerti keputusan itu, meskipun saya menghormatinya karena saya tidak punya pilihan lain,” imbuhnya, menyiratkan penolakan terhadap interpretasi pihak MotoGP.
Pembalap asal Italia ini secara gamblang menyatakan bahwa ia tidak setuju dengan cara penerapan peraturan tersebut, meski ia mengakui bahwa setiap pihak memiliki pandangan masing-masing. “Saya melihatnya berbeda, tetapi setiap orang punya pendapat masing-masing. Para pengurus punya pendapat mereka sendiri, yang tidak sejalan dengan pendapat saya,” paparnya dengan jujur.
Meskipun menolak secara prinsip, Morbidelli tetap menerima keputusan panel dengan berat hati. Ia juga memberikan apresiasi terhadap perbaikan sistem komunikasi yang baru, yang menurutnya membuat hubungan lebih lancar dan pemahaman lebih jelas. “Secara keseluruhan, saya puas dengan perubahan ini. Komunikasi dengan mereka jauh lebih lancar, dan ada pemahaman yang jelas,” katanya. Namun, ia tidak menyembunyikan fakta bahwa beberapa keputusan, seperti yang dialaminya di Hungaria, tetap sulit untuk diterima dan meninggalkan perasaan campur aduk.
Morbidelli menegaskan bahwa kritiknya ini bukanlah serangan langsung terhadap sistem baru secara keseluruhan, melainkan murni fokus pada insiden spesifik di Hungaria. “Saya tidak punya masalah dengan mereka, sebaliknya saya senang dengan hubungan ini. Namun dalam kasus khusus ini, saya tidak setuju, dan saya pikir situasinya bisa ditafsirkan berbeda,” pungkasnya.
Pembalap Ini Digadang-gadang Jadi Pesaing Berat Marc Marquez Musim Depan
Meski perbedaan antara finis kelima atau keenam tidak terlalu berpengaruh secara poin dalam klasemen kejuaraan, Morbidelli merasa rugi karena caranya kehilangan posisi di balapan. Baginya, yang lebih mengganggu adalah prinsip bahwa keputusan race direction tidak mencerminkan realitas yang sebenarnya terjadi di lintasan. “Kelima atau keenam tidak terlalu berpengaruh, tetapi yang mengganggu saya adalah keputusan itu tidak mencerminkan apa yang sebenarnya terjadi di trek,” tutup Morbidelli, mengakhiri argumennya dengan rasa frustrasi.
Ringkasan
Franco Morbidelli geram atas hukuman yang diterimanya setelah bersenggolan dengan Luca Marini di MotoGP Hungaria 2025. Ia merasa penalti tersebut tidak adil karena ia mengklaim tindakannya bertujuan untuk menghindari kecelakaan yang lebih fatal di Sirkuit Balaton Park pada putaran terakhir.
Morbidelli menegaskan bahwa manuvernya adalah upaya untuk keselamatan dan bukan untuk mengambil keuntungan. Meskipun menerima keputusan tersebut, ia tidak setuju dengan interpretasi race direction terhadap insiden tersebut, menekankan bahwa pembalap di depan seharusnya diprioritaskan dalam situasi duel ketat.