Manchester City, raksasa Liga Inggris yang telah merajai enam dari tujuh musim terakhir, harus mengakui keunggulan Brighton dengan skor tipis 2-1 pada pekan ketiga Premier League musim 2025/2026. Kekalahan mengejutkan ini terjadi di markas Brighton, menambah daftar hasil kurang memuaskan bagi The Citizens di awal musim yang penuh tantangan.
Berlangsung di Amex Stadium, duel sengit ini awalnya berjalan menjanjikan bagi skuad asuhan Pep Guardiola. Mereka bahkan berhasil unggul lebih dulu berkat gol dari striker andalan mereka, Erling Haaland. Gol tersebut tidak hanya membuka keunggulan City, tetapi juga menandai penampilan ke-100 Haaland di Liga Inggris. Lebih dari itu, gol ini menjadi yang ke-88 baginya di kompetisi liga bersama Manchester City, mengingat statusnya sebagai topskor Liga Inggris musim 2022/2023.
Manchester City tampak nyaman mengendalikan permainan, mendominasi jalannya laga hingga menit ke-60. Namun, strategi cerdas pelatih Brighton, Fabian Hurzeler, mengubah segalanya. Dengan keputusan berani, Hurzeler melakukan pergantian empat pemain sekaligus, memasukkan nama-nama berpengalaman seperti James Milner, serta talenta muda Brajan Gruda, Georginio Rutter, dan Yasin Ayari. Inilah titik balik yang membuat The Citizens kehilangan momentum dan kendali atas pertandingan.
Dampak pergantian pemain tersebut langsung terasa di lapangan. James Milner berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-67 melalui eksekusi penalti yang dingin. Brighton semakin percaya diri, dan puncaknya, Brajan Gruda memastikan kemenangan dramatis mereka dengan mencetak gol di menit ke-89, memanfaatkan umpan akurat dari pemain lincah asal Jepang, Mitoma.
Jadon Sancho Dikabarkan Resmi Merapat ke Aston Villa, Status Pinjaman dari Manchester United
Menanggapi hasil mengejutkan ini, Pep Guardiola mengungkapkan kekecewaannya kepada Sky Sports. “Kami kebobolan gol dan setelah itu, momentumnya berubah. Kami bermain bagus selama satu jam, lalu setelah setengah jam terakhir, performa kami menurun. Kami lupa mengoper bola, hanya memainkan bola-bola panjang, dan performa kami kurang bagus. Begitulah adanya,” ujar pelatih asal Spanyol itu, menggambarkan bagaimana timnya kehilangan arah di penghujung laga.
Akibat kekalahan ini, posisi Manchester City di klasemen Liga Inggris sementara merosot ke peringkat 13 dengan koleksi 3 poin dari tiga laga. Sementara itu, Brighton berhasil naik ke posisi 11 dengan total 4 poin, menandai awal musim yang lebih baik bagi mereka.
Dua kekalahan dari tiga laga pembuka musim ini jelas menjadi alarm bagi Manchester City. Torehan pahit ini tercatat sebagai start terburuk The Citizens sejak musim 2004/2005. Kala itu, tim yang bermarkas di Etihad Stadium tersebut harus puas finis di peringkat ke-8 di akhir musim. Ini menjadi catatan yang patut diwaspadai mengingat ambisi besar mereka untuk meraih gelar.
Rekor awal musim 2004/2005 City di mana mereka hanya meraih satu imbang dan dua kekalahan dari tiga laga awal memang suram. Namun, catatan ini tak hanya buruk bagi klub, tetapi juga bagi Pep Guardiola secara pribadi. Dua kekalahan dalam tiga pertandingan awal ini menjadi start terburuknya sebagai pelatih kepala sejak debutnya memimpin tim utama FC Barcelona pada musim 2008/2009.
Kala itu, di awal era kepelatihannya bersama FC Barcelona pada 2008/2009, tim asal Catalan tersebut memulai liga dengan satu kekalahan, satu hasil imbang, dan satu kemenangan di tiga laga perdana. Menariknya, Blaugrana berhasil membalikkan keadaan dan menyudahi musim dengan meraih gelar juara Liga Spanyol. Ini menunjukkan bahwa awal yang lambat bukan berarti akhir yang buruk bagi Guardiola.
Rekor serupa juga terjadi saat Guardiola menukangi Bayern Munich (2013-2016). Pada musim 2014/2015, yang juga berakhir dengan gelar juara Bundesliga untuk FC Hollywood, start terburuknya hanya mencatatkan dua kemenangan dan satu hasil imbang dari tiga laga pembuka. Pola ini memberikan harapan bagi Manchester City bahwa awal yang goyah tidak menutup kemungkinan untuk meraih kesuksesan di akhir musim, meskipun tantangan yang dihadapi tidaklah ringan.
Bukan Pindah ke Man United, Gianluigi Donnarumma Dikabarkan Resmi Hijrah Ke Manchester City
Ringkasan
Manchester City mengalami kekalahan 2-1 dari Brighton, menandai start terburuk mereka sejak musim 2004/2005. Meskipun Erling Haaland mencetak gol pembuka, Brighton berhasil membalikkan keadaan melalui gol dari James Milner dan Brajan Gruda setelah pergantian pemain strategis oleh pelatih Fabian Hurzeler.
Kekalahan ini menempatkan Manchester City di peringkat 13 klasemen sementara Liga Inggris. Pep Guardiola mengakui timnya kehilangan momentum setelah kebobolan gol dan performa menurun. Start buruk ini juga menjadi yang terburuk bagi Guardiola secara pribadi sejak memulai karir kepelatihannya di FC Barcelona pada tahun 2008.