IHSG Tertekan Politik? Saham Emas & Perbankan Tetap Menjanjikan

Posted on

mellydia.co.id, JAKARTA — Gejolak demonstrasi yang memanas menimbulkan kekhawatiran akan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pekan depan. Meskipun demikian, beberapa saham masih direkomendasikan untuk dipertimbangkan.

IHSG ditutup melemah 1,53% pada Jumat (29/8/2025), berada di level 7.830,49. Meskipun demikian, IHSG masih menunjukkan kinerja positif sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) dengan penguatan 10,63% sejak perdagangan perdana 2025. Namun, pasar saham Indonesia mencatatkan net sell asing yang signifikan, mencapai Rp1,12 triliun pada perdagangan Jumat lalu, dan total Rp50,94 triliun secara ytd.

Penurunan IHSG terjadi di tengah meningkatnya ketegangan akibat demonstrasi besar-besaran. Aksi demonstrasi yang berlangsung hingga malam hari pada Kamis (28/8/2025) di Jakarta mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, seorang pengemudi ojek online yang terlindas mobil rantis polisi. Kejadian ini memicu kemarahan publik dan berujung pada aksi massa ke Mako Brimob di Kwitang, Jakarta. Lebih lanjut, kemarahan meluas hingga terjadi penjarahan rumah sejumlah anggota DPR RI dan rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Menanggapi situasi ini, Penggiat Pasar Modal Indonesia, Reydi Octa, memprediksi IHSG berpotensi dibuka melemah pada Senin (1/9/2025) karena gejolak politik akhir pekan. “Sejarah membuktikan pasar sangat sensitif terhadap isu sosial dan politik. Besok panic sell mungkin terjadi, terutama jika situasi belum mereda dan pemerintah belum mengambil langkah antisipasi serta kebijakan strategis untuk menenangkan situasi,” ungkap Reydi kepada Bisnis pada Minggu (31/8/2025).

Senada dengan Reydi, Oktavianus Audi, VP Marketing, Strategy, and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, memproyeksikan pergerakan IHSG pada Senin (1/9/2025) akan cenderung mixed, namun lebih condong melemah. Ia memperkirakan IHSG akan bergerak di rentang support 7.745 (MA20) dan resistance 7.920. Indikator MACD menunjukkan pelemahan tren, sejalan dengan RSI yang mengalami penurunan setelah berada di zona overbought. Audi menambahkan, “Kekhawatiran asing meningkat atas eskalasi instabilitas politik dalam negeri, terlihat dari capital outflow mencapai Rp1,12 triliun pada Jumat, 29 Agustus 2025.” Pelemahan rupiah yang menembus Rp16.400 per dolar AS, level tertinggi sejak awal Agustus 2025, juga turut menekan pasar saham.

Audi juga menjelaskan bahwa IHSG pekan depan akan dipengaruhi beberapa sentimen, termasuk peningkatan eskalasi instabilitas politik, yang berpotensi menurunkan kepercayaan investor. Rilis data inflasi Agustus 2025 (diperkirakan tumbuh 2,4% yoy) dan data S&P PMI manufaktur (diperkirakan masih di zona kontraksi) juga akan menjadi faktor penentu. Namun, Audi melihat potensi positif dari sektor barang baku, didorong oleh harga emas yang mencapai level tertinggi dalam sebulan terakhir (US$3.400 per troy ounce), dan sektor defensif.

Melihat potensi tersebut, beberapa saham direkomendasikan untuk spec buy dalam jangka pendek: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dengan target harga Rp4.250 per lembar; PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) dengan target harga Rp8.450 per lembar; dan PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) dengan target harga Rp505 per lembar.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

IHSG ditutup melemah 1,53% pada Jumat (29/8/2025) di level 7.830,49, meskipun masih positif secara tahunan (ytd). Penurunan ini dipicu oleh demonstrasi besar-besaran yang mengakibatkan korban jiwa dan penjarahan, meningkatkan kekhawatiran investor asing yang melakukan net sell Rp1,12 triliun pada hari Jumat tersebut. Para analis memprediksi IHSG akan dibuka melemah pada Senin (1/9/2025) karena sentimen negatif dari gejolak politik.

Meskipun demikian, beberapa saham tetap dianggap menjanjikan, terutama di sektor perbankan (seperti BBRI) dan barang baku (didukung harga emas yang tinggi). Analis memproyeksikan pergerakan IHSG yang cenderung mixed, dengan potensi support di 7.745 dan resistance di 7.920. Sentimen lain yang mempengaruhi IHSG adalah rilis data inflasi Agustus 2025 dan data S&P PMI manufaktur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *