Perjalanan gemilang pebulutangkis tunggal putri Indonesia, Putri Kusuma Wardani, di ajang Kejuaraan Dunia 2025 harus terhenti di babak semifinal. Meskipun demikian, Putri KW pulang dengan membawa medali, menjadi satu-satunya wakil Merah Putih yang meraih podium pada turnamen bergengsi ini.
Pada laga sengit yang digelar di Adidas Arena, Paris, Prancis, Sabtu (30/8/2025), Putri Kusuma Wardani menghadapi lawan berat, juara dunia dua kali, Akane Yamaguchi dari Jepang. Putri KW harus mengakui keunggulan Yamaguchi setelah bertarung tiga gim dengan skor akhir 17-21, 21-14, 6-21. Hasil ini sekaligus memperpanjang rekor pertemuan keduanya menjadi 0-4 untuk keunggulan Yamaguchi.
Meski kalah, Putri Kusuma Wardani menyatakan kepuasannya atas performa yang ditunjukkan, terutama karena mampu memaksakan laga hingga rubber game. “Untuk keseluruhan saya merasa puas dengan penampilan hari ini bisa bermain rubber game, walaupun pada gim ketiga tadi ya pastinya saya kurang puas dengan hasilnya, tetapi itu akan jadi pengalaman bagi saya,” ujar Putri dalam siaran resmi PBSI.
Pertandingan dibuka dengan dominasi Akane Yamaguchi yang langsung memimpin 4-0. Putri KW tak menyerah, ia berhasil meraih poin perdananya melalui pukulan dropshot menyilang yang tak terjangkau lawan. Yamaguchi dikenal dengan reli-reli panjangnya, namun Putri menunjukkan keuletan luar biasa, meladeni setiap serangan dengan gigih.
Pukulan-pukulan menyilang Putri menjadi senjata andalannya, memangkas ketertinggalan menjadi dua poin pada skor 3-5 hingga 5-7. Meskipun Yamaguchi sempat unggul lima poin pada interval, Putri terus berjuang. Ia bahkan berhasil menyamakan kedudukan 13-13 berkat netting ciamik yang gagal dijangkau lawan, bahkan sempat memimpin satu poin dengan smes keras menyilang. Namun, Yamaguchi segera merespons, merebut empat poin beruntun dan mengamankan gim pertama dengan skor 21-17.
Memasuki gim kedua, Putri Kusuma Wardani berhasil mengambil alih kendali permainan, menunjukkan performa yang mengesankan untuk merebut gim ini dengan skor 21-14. Sayangnya, momentum tersebut tak berlanjut pada gim penentuan. Akane Yamaguchi tampil dengan strategi berbeda, langsung tancap gas dan melesat jauh dengan keunggulan 13-1, membuat Putri KW mati langkah.
Putri Kusuma Wardani mengungkapkan perubahan pola permainan Yamaguchi di gim ketiga sangat mengejutkannya. “Saya tidak siap dengan perubahan pola permainan Akane, mulai di game ketiga awal. Akane menaikkan speed dan menyerang sepanjang gim yang mana permainan tersebut bukan pola permainan yang biasa dimainkan oleh dia,” jelas Putri.
Menarik pelajaran berharga dari pertandingan ini, Putri Kusuma Wardani menyadari pentingnya peningkatan aspek non-teknis. “Pastinya fokus dan fisik harus lebih ditingkatkan. Pola permainan juga semakin dimantapkan. Ditambah satu hal lagi cepat tanggap dalam menghadapi perubahan pola permainan lawan,” imbuhnya, menunjukkan komitmennya untuk terus berkembang.
Meski target tertinggi belum tercapai, raihan medali perunggu di Kejuaraan Dunia 2025 merupakan prestasi yang sangat membanggakan bagi Putri Kusuma Wardani dan Indonesia. Ia menjadi satu-satunya wakil Tanah Air yang membawa pulang medali dari turnamen ini. “Sangat luar biasa bisa mendapatkan medali perunggu di sini, walaupun lawannya dari Hongkong China dan Brasil itu juga cukup menyulitkan saya juga, kemudian yang terberat tentunya melawan Sindhu,” ungkap Putri, menambahkan rasa syukurnya. “Kalau bisa diulang ke belakang rasanya sedih juga, tetapi saya bisa berada disini sekarang berkat orangtua dan orang-orang di belakang saya yang mendukung saya saat saya jatuh.”
Pencapaian luar biasa ini tak hanya mengukir sejarah pribadi, tetapi juga membawa Putri Kusuma Wardani naik menjadi tunggal putri nomor satu Indonesia. Ia sukses menggeser posisi Gregoria Mariska Tunjung yang terhenti pada babak kedua.
Dengan semangat membara, Putri Kusuma Wardani kini menatap masa depan. “Alhamdulilah bisa menjadi tunggal putri pertama Indonesia. Pastinya rankingnya ingin lebih baik lagi dari sekarang,” ucap Putri penuh harap. “Saya ingin menunjukkan kepada semua orang kalau saya juga bisa bersaing di level 10 besar. Saya bermimpi ingin bermain pada Olimpiade 2028 dan bisa naik podium.”
Kejuaraan Dunia 2025 – Chia/Soh Terima Nasib, Rexy Mainaky Pasang Badan
Hasil Kejuaraan Dunia 2025 – Balas Luka Olimpiade, Ganda Putri No.1 Malaysia Ganggu ‘Happy Ending’ Matsuyama/Shida pada Turnamen Perpisahan