
mellydia.co.id Pembalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia, menanggapi komentar-komentar bernada nasihat yang tertuju kepadanya.
Berada dalam situasi yang mengundang rasa penasaran sepanjang MotoGP musim 2025 membuat Francesco Bagnaia mendapat banyak sorotan.
Siapa yang menyangka, sosok yang dalam empat musim (2021-2024) begitu dominan dengan 29 kemenangan GP dan 2 gelar juara dunia mendadak hilang taji.
Bagnaia seperti tidak cocok dengan motor baru Ducati yaitu Desmosedici GP25 sementara rekan setimnya, Marc Marquez, ‘melayang’ dengannya hingga jadi juara.
Adapun grafik Bagnaia terus menurun.
Dari penantang gelar di awal musim, dia dipaksa berkompromi untuk peringkat kedua, kemudian sebisa mungkin bertahan di tiga besar, dan akhirnya pasrah turun ke peringkat lima.
Masalahnya, tidak ada penjelasan yang memuaskan tentang alasannya, baik dari Bagnaia sendiri maupun dari Ducati.
Terkini, dua komentar bernada masukan diberikan kepada Bagnaia.
Dua Bos Ducati Diadu Domba karena Prahara Pecco Bagnaia, Acara Syukuran Juara Hadirkan Jawabannya
Yang pertama datang dari legenda balap sekaligus orang yang pernah berada di posisinya yaitu Jorge Lorenzo.
Por Fuera terseok-seok di Ducati saat rekan setimnya, Andrea Dovizioso, menjadi penantang gelar dan remuk hingga pensiun saat menjadi tandem Marc Marquez di Honda.
Dalam interviu dengan Moto.it, Lorenzo menilai Bagnaia perlu menemukan kembali suasana hati positif dan kerendahan hati untuk mengakui adanya masalah.
Menggunakan jasa psikolog pun menjadi salah satu opsi yang diajukan Lorenzo walau dia sendiri tidak menjamin akan berhasil.
Setidaknya, pernah ada contohnya yang dia saksikan sendiri.
“Andrea Dovizioso, contohnya, pada 2017, sebelum kejuaraan, mulai bekerja dengan psikolog dan itu mengubah cara berpikirnya.”
“Dia mulai memiliki kepercayaan drii lebih. Dia pembalap yang sama, tekniknya tidak berubah, tetapi pola pikir dan keyakinannya berubah.”
Adapun saran kedua datang koleganya di Ducati yakni Nicolo Bulega, pembalap di WorldSBK sekaligus penguji di MotoGP bagi pabrikan Borgo Panigale.
Mengenal Bagnaia karena pernah sama-sama berlatih di Akademi Pembalap VR46, Bulega merasa Nuvola Rossa terlalu baik hati.
Bagnaia harus sedikit lebih ‘berengsek’ sebagai pembalap karena persaingan yang keras di dunia balap, demikian ucap Bulega.
Bahkan Marc Marquez sendiri tidak malu untuk mengakui dirinya adalah “bajingan” kalau di trek dalam serial dokumenter All In.
Bagaimana respons Bagnaia?
Kurang lebih bisa disederhanakan sebagai terima kasih atas saran-sarannya tetapi saya punya cara sendiri untuk mengatasi masalahnya.
“Ada banyak hal yang telah diucapkan,” ucap Bagnaia di sela-sela acara perayaan Ducati, Campioni di Festa, dilansir dari GPone.com.
“Orang-orang memiliki opini mereka sendiri dan memang sewajarnya semua orang memiliki sudut pandang masing-masing.”
Kalimat di atas untuk saran Lorenzo agar dia mencari bantuan psikolog.
Sedangkan soal nasihat nyeleneh Bulega, Bagnaia merasa dirinya sudah tahu kapan harus bersikap keras.
“Ketika ada kebutuhan untuk adu sikut saya tidak pernah mundur, jadi saya pikir (menjadi lebih berengsek) itu tidak perlu,” tukasnya.
Bagnaia sendiri sudah mengantongi evaluasinya sendiri. Ada satu kesalahan yang tidak ingin diulanginya lagi.
“Saya memulai dengan gagasan bahwa potensi saya dengan motor GP24 sangat tinggi,” ucapnya merujuk motor Ducati tahun lalu.
“Saya mencoba untuk mendapatkan sensasi-sensasi yang dulu dan ternyata semua itu tidak kembali,” imbuhnya.
Nicolo Bulega Sudah Rasakan Susahnya MotoGP saat Gantikan Marc Marquez, Toprak Razgtalioglu Siap Mental?



