
mellydia.co.id – JAKARTA. Menjelang akhir tahun 2025, saham perbankan terpantau masih bergerak lesu. Dari empat saham bank besar, saham bank pelat merah terkoreksi sedangkan saham bank swasta BBCA menguat. Kendati begitu, prospek jangka panjangnya dinilai masih menarik. Saham bank-bank berkapitalisasi besar bergerak bervariasi pada penutupan perdagangan Senin (22/12/2025), menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Secara harian, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) ditutup melemah 1,45% ke level Rp 5.100 per saham. Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga terkoreksi 0,23% ke posisi Rp 4.330 per saham. Sementara saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melemah 0,27% ke harga Rp 3.760 per saham. Dan, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih menguat 1,55% dan ditutup di level Rp 8.175 per saham.
Dari sisi kinerja sepanjang tahun berjalan, saham BMRI tercatat turun 10,53% secara year to date (ytd). Saham BBNI juga turun tipis 0,46% ytd, sedangkan BBRI melemah 7,84% ytd. Sejalan dengan saham-saham bank pelat merah, BBCA mencatatkan penurunan paling dalam hingga 15,50% ytd.
Jasindo Perkuat Tata Kelola, Laba Bersih Tumbuh 246% di Oktober 2025
Analis Edvisor Profina Visindo Indy Naila menilai saham perbankan masih menarik untuk dikoleksi jelang libur Nataru, khususnya bagi investor berorientasi jangka panjang. “Untuk jangka panjang, saham perbankan masih menarik untuk akumulasi bertahap atau hold. Sentimen ke depan positif dengan harapan penyaluran kredit bisa lebih terserap secara sektoral,” ujar Indy kepada Kontan, Senin (22/12/2025).
Menurut Indy, berbagai stimulus untuk mendorong perekonomian umumnya disalurkan melalui sektor perbankan. Nah, kondisi itu berpotensi menopang kinerja dan profitabilitas bank ke depan, sekaligus membuka peluang pembagian dividen.
Bagi investor jangka pendek, Indy mengingatkan agar tetap waspada terhadap potensi koreksi lanjutan pada saham perbankan selama periode libur.
Untuk pilihan saham, Indy merekomendasikan BBRI dengan target harga Rp 5.025 per saham, BMRI Rp 5.200 per saham, dan BBCA Rp 9.000 per saham.



