Usia 14 Tahun, Langsung Raih Emas: Julia Yeo Tancap Gas di SEA Games 2025

Posted on

Perenang Remaja Singapura Julia Yeo Jadikan Debut Emas SEA Games 2025 sebagai Pelecut Prestasi.

Tribunnewsmaker  – Dua puluh empat jam terakhir terasa seperti mimpi bagi perenang muda Singapura, Julia Yeo, setelah penampilannya yang tak terduga dan gemilang di final estafet gaya ganti 4×100 meter putri pada ajang SEA Games. Bagi remaja berusia 14 tahun itu, apa yang terjadi seolah berlangsung begitu cepat hingga sulit ia cerna sepenuhnya.

Berikut kisah membanggakan remaja 14 tahun debut emas di SEA Games 2025

Julia mengaku hampir tidak dapat mengingat detail penting dari malam bersejarah di Huamark Aquatic Center, Bangkok, pada 15 Desember lalu. Padahal, sebelum semuanya terjadi, ia hanya duduk santai di tribun penonton, menyemangati rekan-rekan setimnya yang bersiap bertanding.

Namun situasi berubah drastis hanya sekitar 20 menit sebelum final dimulai. Julia tiba-tiba diberi tahu bahwa ia harus turun berlomba menggantikan Levenia Sim, yang mengalami cedera bahu saat pemanasan. Tanpa banyak waktu untuk berpikir, ia diminta untuk berenang di nomor gaya punggung dalam estafet tersebut.

Kepanikan pun tak terhindarkan. Dalam waktu sekitar dua menit, Julia buru-buru mengenakan pakaian renang—bahkan bukan miliknya sendiri—lalu memakai parka milik seorang teman sebelum bergegas menuju kolam renang. Semua berlangsung begitu cepat hingga ia hampir tidak menyadari apa yang sedang terjadi.

Tanpa ia sadari, Julia berhasil menyelesaikan bagiannya dalam lomba estafet dengan baik. Pergantian mendadak itu justru berbuah manis. Bersama Quah Ting Wen, Quah Jing Wen, dan Letitia Sim, tim estafet Singapura sukses merebut medali emas dengan catatan waktu 4 menit 05,79 detik, sekaligus memecahkan rekor SEA Games. Kemenangan ini juga mempertahankan dominasi Singapura di nomor tersebut, yang telah mereka menangi sejak tahun 2003.

Mengenang pengalamannya di SEA Games pertama dalam kariernya, Julia yang merupakan siswi Singapore Sports School mengaku sangat bersyukur.

“Ini adalah SEA Games pertama saya. Saya hampir meraih medali di nomor 200 meter gaya punggung, jadi bisa memenangkan medali emas terasa sangat spesial,” ujarnya.

Ia pun menatap masa depan dengan penuh semangat.

“Di SEA Games berikutnya, saya ingin meraih medali emas di nomor individu. Saya juga berharap bisa memecahkan lebih banyak rekor dan mencatatkan waktu terbaik pribadi,” tambahnya.

Julia menyampaikan hal tersebut kepada media saat tiba di Bandara Changi pada 16 Desember, ketika tim renang Singapura kembali dari Thailand. Secara keseluruhan, tim renang menutup kampanye SEA Games dengan hasil gemilang: 19 medali emas, delapan perak, dan tujuh perunggu.

Menariknya, Julia mengikuti kompetisi tanpa memasang target atau ekspektasi berlebihan, demi menghindari tekanan pada dirinya sendiri. Pendekatan santai tersebut justru membuahkan hasil positif.

Selain medali emas estafet, ia juga mencatatkan rekor nasional baru di nomor 200 meter gaya punggung putri dengan waktu 2 menit 16,51 detik, finis di posisi keempat. Catatan ini memecahkan rekor lama milik Tao Li yang bertahan sejak 2009 dengan waktu 2:17,12. Julia juga mencatatkan waktu terbaik pribadinya di nomor 100 meter gaya punggung, yakni 1:04,75.

Pengalaman pertamanya di ajang dua tahunan ini memberikan dorongan kepercayaan diri yang besar, sekaligus menjadi hadiah ulang tahun terbaik menjelang usianya yang ke-15 pada 27 Desember mendatang.

“Kompetisi ini benar-benar membuat saya lebih percaya diri. Saya belajar untuk melakukan banyak hal sendiri, bahkan bisa berenang 100 meter gaya punggung tanpa pemanasan,” katanya.

“Saya tahu bahwa secara mental saya sudah siap, dan saya memang berlatih sangat keras untuk momen ini.”

Selain Julia, perenang Singapura lain yang mencuri perhatian adalah Mikkel Lee. Atlet berusia 23 tahun itu membawa pulang empat medali emas, termasuk di nomor 50 meter dan 100 meter gaya bebas putra.

Bagi Mikkel, SEA Games kali ini menjadi pelajaran penting tentang arti mempercayai diri sendiri, terutama setelah ia sempat dilanda keraguan menjelang keberangkatan ke Thailand. Sesi latihan yang kurang memuaskan sempat merusak kepercayaan dirinya. Namun, ia bersyukur memiliki sistem pendukung yang kuat yang membantunya tetap tenang dan fokus.

Ia bahkan mengaku mendapat inspirasi dari klub Liga Inggris favoritnya, Arsenal, serta lagu Let It All Work Out dari Lil Wayne, yang digunakannya sebagai motivasi pribadi.

Titik balik bagi Mikkel terjadi di nomor pertamanya, 100 meter gaya bebas, yang ia menangkan dengan catatan waktu terbaik pribadi 48,65 detik.

“Saya tidak menetapkan target waktu tertentu. Waktu 48,65 detik itu adalah lompatan besar dari 49,1 detik—angka yang sudah saya capai selama dua setengah tahun terakhir,” jelasnya.

“Ini tentang mengambil langkah yang tepat. Hari itu benar-benar meningkatkan kepercayaan diri saya untuk sisa pertandingan,” tambahnya.

Sementara itu, kepulangan ke tanah air juga terasa istimewa bagi perenang veteran Quah Ting Wen. Atlet berusia 33 tahun itu meraih tiga medali emas, satu perak, dan satu perunggu, sehingga total koleksi medali SEA Games-nya kini mencapai 65 medali. Prestasi tersebut membuatnya melampaui rekor sebelumnya milik Joscelin Yeo, yang mengoleksi 62 medali di ajang regional ini.

“Selalu menyenangkan pulang ke rumah dan disambut oleh pendukung, teman, dan keluarga,” kata Ting Wen.

“Kali ini terasa sedikit berbeda karena saya tidak yakin apakah ini akan menjadi SEA Games terakhir saya. Jadi saya hanya berusaha hadir sepenuhnya dan menikmati setiap momen.”

Ia menambahkan bahwa seiring bertambahnya usia, ia belajar untuk lebih menghargai perjalanan yang telah dilalui.

“Ketika masih muda, kita sering fokus pada target berikutnya dan lupa menikmati apa yang sudah kita capai. Sekarang, saya hanya ingin menikmati waktu bersama keluarga dan teman-teman.”

Tribunnewsmaker | Asiaone.com | Aleyda Salsa Sabillawati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *