Marathon dan jalan cepat 20 km kawinkan emas SEA Games 2025, atletik Indonesia cetak sejarah baru!

Posted on

mellydia.co.id – Tim atletik Indonesia berhasil mencatatkan sejarah baru dalam SEA Games 2025. Untuk pertama kalinya mereka memborong sekaligus mengawinkan medali emas putra dan putri pada nomor lari marathon dan jalan cepat 20 kilometer.

Sejarah baru itu dicatatkan oleh empat atlet atletik terbaik Indonesia saat ini, yakni Robi Syianturi (marathon putra), Odekta Elvina Naibaho (marathon putri), Hendro Yap (jalan cepat 20 km putra), dan Violine Intan Puspita (jalan cepat 20 km putri).

Hendro Yap jadi yang pertama mengunci emas. Atlet kelahiran 24 Oktober 1990 itu mampu jadi yang tercepat dengan finish dalam waktu 1 jam 35 menit 25 detik, mengalahkan wakil Myanmar Lin Tun Naing yang menorehkan 1 jam 37 menit 55 detik dan wakil Vietnam Nguyen Thanh Ngung 1 jam 57 menit 37 detik.

Kurang lebih sebelas menit berselang, giliran Violine Intan Puspita yang mencapai garis finish. Dia memastikan emas kedua di nomor jalan cepat 20km sekaligus mengawinkan medali terbaik dengan mencatat waktu 1 jam 46 menit 52 detik pada sektor putri.

Sementara Medali perak diraih Htet May Zin dari Myanmar lewat 1 jam 47 menit 41 detik, serta perunggu direbut atlet tuan rumah Kotchaphon Tangsrivong 1 jam 48 menit 15 detik.

Bangga! Janice Tjen Masuk Daftar ITF Class of 2025, Petenis Indonesia Turut Sumbang Emas SEA Games 2025

Sementara dari nomor marathon, Robi Syianturi di kategori putra tampil impresif dan berhasil meraih medali emas dengan catatan waktu 2 jam 27 menit 33 detik. Kemudian perak diraih atlet Filipina Arlan Jr Arbois lewat selisih 2,46 menit dan perak diambil atlet Filipina lainnya, Richard Salano dengan rentang waktu 3,56 menit dari Robi.

Odekta Elvina Naibaho lalu mengikuti jejak Robi untuk meraih emas usai mencatatkan waktu 2 jam 43 menit 13 detik, sekaligus mengawinkan emas marathon putra dan putri untuk Tim Indonesia. Medali perak direbut Artjoy Torregosa dari Filipina dengan catatan 2 jam 24 menit, dan perunggu menjadi milik Thi Thu Ha Bui dari Vietnam dengan selisih 11,27 menit dari Odekta.

“Tadi dari awal Saya coba main pace sendiri karena kita tahu angin sangat kencang tapi flat. Pas putra balik lebih enak lagi karena didorong angin,” kata Robi usai lomba.

Bagi Robi, medali emas kali ini adalah buah dari kerja keras dan perjuangan tanpa menyerah yang dilakoninya selama ini. Selain itu, ini menjadi medali emas pertamanya dalam ajang SEA Games, setelah sebelumnya di Kamboja 2023 ia hanya meraih perunggu di nomor 5000 meter.

“Ini adalah hasil dari perjuangan tanpa menyerah. Mimpi saya dapat medali di Asian Games dan saya akan perjuangkan itu. Insya Allah Februari saya akan ikut Seville Marathon untuk mempertajam catatan waktu saya,” ucap atlet 27 tahun itu.

Sosok Kunci Indra Wijaya, Pelatih di Balik Kesuksesan All Indonesian Final Tunggal Putra di SEA Games 2025!

Lebih Lanjut Robi mempersembahkan medali emas ini untuk kedua orang tuanya. Hasil di SEA Games ini juga menjadi modal sekaligus momentum untuk bisa memperbaiki diri untuk kembali menjadi yang terbaik di Asian Games Nagoya 2026.

“Medali emas ini untuk kedua orang tua, bapak/ibu, istri yang lagi hamil sudah tujuh bulan. Juga untuk federasi saya, Bapak Luhut Binsar Pandjaitan, keluarga besar yang ada di Belitung, pelatih Federasi Luhut, keluarga besar yang ada di Belitung,” kata Robi.

“Juga pelatih saya, ada Pak Junaidi, Pak Wita, Pak Dwi, pelatih yang di Kenya, Mr. Anderson dan tentunya semua masyarakat Indonesia yang telah mendukung saya di SEA Games ini,” imbuhnya.

Keberhasilan Hendro, Violine, Robi, dan Odekta membuat untuk kali pertama Indonesia benar-benar menyapu bersih medali emas nomor jalan cepat 20 km dan marathon. Torehan ini lebih baik dari edisi-edisi sebelumnya.

Apalagi khusus Odekta, di mana ini menjadi emas ketiga yang dirai secara beruntun bagi di nomor marathon SEA Games. Sebelumnya, dia tercatat menyabet medali terbaik pada SEA Games 2021 yang digelar pada 2022 di Vietnam dan SEA Games 2023 Kamboja.

Pada SEA Games 2021 (2022), Odekta mencatatkan waktu 2 jam 55 menit 28 detik. Sementara dua tahun kemudian di Kamboja, ia mempertajam performanya dengan finis terdepan dengan catatan waktu 2 jam 48 menit 14 detik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *