
mellydia.co.id JAKARTA. Rencana PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) untuk menggelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) alias rights issue akhirnya mendapat izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 11 Desember 2025. Sebelumnya, rencana rights issue ini sempat terkendala karena belum juga mendapat restu dari otoritas.
Padahal rencana penerbitan saham baru ini sudah mendapat izin dari pemegang saham luar biasa sejak 9 Januari 2025. Atas rencana rights issue tersebut harga saham CSIS masih melanjutkan penguatan pada Jumat (12/12/2025) sebesar 2,8% dari hari sebelumnya di harga Rp 440 per saham.
CSIS dalam prospektus ringkas dipaparkan jika maksimal akan merilis 522,8 juta saham baru setara dengan 28,57% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PMHMETD I. Sementara harga pelaksanaannya di Rp 380 per saham sehingga jumlah dana yang akan diterima dalam PMHMETD I ini sebesar Rp 198,66 miliar.
Transaksi Kripto Tembus Rp 49,28 Triliun, Indodax Kuasai 44,68% Pangsa Pasar
Adapun syarat dari rights issue ini adalah setiap pemegang 10 saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) sampai 23 Desember 2025 akan berhak atas empat HMETD, di mana setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk satu saham baru yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pelaksanaan HMETD.
CSIS juga menjelaskan setiap HMETD dalam bentuk pecahan akan dibulatkan ke bawah (round down), dalam hal pemegang saham mempunyai HMETD dalam bentuk pecahan, maka hak atas pecahan saham tersebut wajib dijual oleh perusahaan dan hasil penjualannya dimasukan ke dalam rekening perusahaan.
HMETD ini diperdagangkan di PT Bursa Efek Indonesia dan dilaksanakan selama enam hari kerja mulai tanggal 29 Desember 2025 sampai dengan tanggal 7 Januari 2026. HMETD yang tidak dilaksanakan hingga tanggal akhir periode tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pemegang saham utama sekaligus pengendali CSIS yakni PT Andalan Utama Bintara (AUB) dalam suratnya tertanggal 31 Oktober 2025 menyatakan akan melaksanakan seluruh HMETD sebanyak 299,2 juta di harga Rp 380 per saham. Sehingga perusahaan yang memiliki 748 juta saham atau 57,23% saham CSIS akan mengeluarkan dana sebesar Rp 113,69 miliar dari aksi rights issue kali ini.
RRFX Luncurkan Platform Trading
Sementara pemegang saham utama CSIS yang lain, PT Olympic Kapital Equity (OKE) melalui surat pernyataan pada 21 November 2025 mengaku akan melaksanakan rights issue 52,63 juta saham di harga Rp 380 per saham. Sehingga pemegang 22,77% saham CSIS akan mengeluarkan dana sebesar Rp 19,99 miliar. OKE juga telah memiliki bukti kecukupan dana berupa Surat Referensi Bank tanggal 24 November 2025.
Apabila saham baru yang ditawarkan dalam rights issue ini tidak diambil oleh pemegang saham lain maka alokasi tersebut akan diambil secara proporsional oleh pemegang saham utama yakni AUB dan OKE. “Pembeli Siaga akan membeli total sebanyak-banyaknya 165,49 juta atau setara dengan Rp 62,89 miliar yang seluruhnya akan dibayar secara tunai,” papar manajemen dalam prospektus.
Dana hasil rights issue ini akan digunakan setoran modal ke entitas anak, PT Bogorindo Cemerlang sebesar Rp 198,69 miliar. Sisanya untuk modal kerja. Nantinya anak usaha CSIS ini akan menggunakan dana rights issue ini untuk mengembangkan kawasan industri Cikembar di Sukabumi dan Sentul, Bogor.



