
KEMENTERIAN Pekerjaan Umum (Kementerian PU) mempercepat pembangunan jembatan darurat di jalur Lintas Tengah Aceh untuk memulihkan konektivitas pascabencana banjir bandang dan tanah longsor. Sebanyak 13 jembatan di sepanjang koridor tersebut dilaporkan rusak sehingga menghambat pergerakan masyarakat dan distribusi logistik, terutama menuju wilayah pegunungan Takengon.
Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan pemulihan akses jalan dan jembatan menjadi prioritas utama penanganan di Aceh. Ia mengatakan, infrastruktur dasar tersebut sangat menentukan kelancaran mobilitas warga serta penyaluran bantuan.
“Kementerian PU terus berupaya agar akses ini kembali fungsional secepat mungkin. Jalan dan jembatan adalah urat nadi pergerakan masyarakat dan distribusi logistik,” kata Dody Hanggodo dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu, 13 Desember 2025.
Hingga saat ini, kata Dody Hanggodo, sejumlah ruas jalan nasional di Aceh masih terdampak, khususnya pada jalur Meureudu–Bireuen, Bireuen–Bener Meriah, hingga koridor Gayo Lues–Aceh Tenggara. Untuk mengatasi kondisi tersebut, Kementerian PU mengerahkan alat berat, melakukan penimbunan oprit jembatan, membersihkan material longsoran, serta memasang jembatan Bailey secara bertahap.
Penanganan terbesar difokuskan pada Jembatan Teupin Mane yang menjadi akses utama menuju Lintas Tengah Aceh. Hingga Kamis pekan ini, proses pemasangan jembatan Bailey telah berlangsung sejak 10 Desember dan ditargetkan dapat difungsikan pada 15 Desember 2025. Setelah jembatan ini tersambung, pembangunan jembatan darurat pada titik-titik lain akan dilanjutkan hingga akses menuju Bener Meriah dan Aceh Tengah kembali terbuka sepenuhnya.
Dody Hanggodo menjelaskan, di wilayah pegunungan seperti Blangkejeren–Aceh Tenggara serta Geumpang–Pameue–Takengon, pekerjaan berskala besar masih berlangsung. Pengangkutan material jembatan Bailey, perbaikan oprit, dan pembersihan longsoran terus dilakukan dengan target penyelesaian akhir Desember 2025.
Selain Lintas Tengah, pemulihan konektivitas di Lintas Barat dan Lintas Timur Aceh juga menunjukkan kemajuan. Ia mengatakan sejumlah ruas yang sebelumnya terputus kini telah dapat dilalui, antara lain Banda Aceh–Meureudu, Lhokseumawe–Langsa, Langsa–Kuala Simpang, hingga Kota Kutacane–perbatasan Sumatera Utara.
Pada ruas Simpang Uning–Uwaq–Blangkejeren, kendaraan roda dua sudah dapat melintas, sementara pembukaan jalur untuk kendaraan roda empat ditargetkan rampung pada 15 Desember 2025. Dua jembatan putus di Lintas Timur Aceh juga sedang dikebut pengerjaannya dan ditargetkan selesai pada 14 Desember 2025.
Dody Hanggodo menambahkan, seluruh jalur di Lintas Barat Aceh telah kembali fungsional dan kini memasuki tahap pembersihan material banjir serta perbaikan minor. Kementerian PU memastikan seluruh tim Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Aceh terus bekerja dengan dukungan alat berat, unit jembatan Bailey, serta koordinasi intensif dengan pemerintah daerah dan instansi terkait guna mempercepat pemulihan konektivitas di Aceh.
Pilihan Editor: Prosedur Klaim Asuransi Jiwa Khusus Bencana



