
mellydia.co.id NEW YORK. Indeks S&P 500 dan Nasdaq dibuka melemah pada perdagangan Kamis (11/12/2025) waktu AS, terseret kekhawatiran baru terkait lonjakan belanja kecerdasan buatan (AI) Oracle.
Sentimen negatif ini menutupi optimisme pasar atas sinyal The Federal Reserve yang dinilai kurang hawkish.
Pada pukul 09.30 waktu New York, Dow Jones Industrial Average naik tipis 0,21% ke level 48.157,04. Namun, S&P 500 terkoreksi 0,42% ke 6.857,45, sementara Nasdaq Composite jatuh 0,71% ke 23.485,26.
Saham Oracle ambles 13% pada perdagangan pra-pasar setelah proyeksi kinerjanya meleset dari perkiraan analis. Perusahaan tersebut juga mengumumkan bahwa belanja tahunannya akan melonjak US$ 15 miliar, jauh di atas rencana sebelumnya.
Wall Street Bergerak Flat Setelah Trump Akan Kenakan Tarif Tinggi untuk Uni Eropa
Kenaikan belanja yang agresif sebagian besar dialokasikan untuk mengejar pelanggan cloud AI memicu kekhawatiran bahwa Oracle menggelontorkan dana lebih cepat daripada kemampuan perusahaan mengubahnya menjadi laba.
Reli saham Oracle kini menuju penurunan kuartalan terdalam sejak pertengahan 2002, diperparah kekhawatiran bahwa ketergantungan pada pembiayaan utang bisa memicu gelembung AI, mirip dengan gelembung dotcom awal 2000-an.
“Oracle memang simbol volatilitas, dan itu akan terus terjadi. Pengeluaran mereka masih menjadi masalah tersendiri, dan sebagian CapEx-nya pun tidak transparan,” ujar Art Hogan, Chief Market Strategist B. Riley Wealth.
Gejolak Oracle menyeret turun saham teknologi lainnya. Nvidia dan Broadcom terkoreksi lebih dari 1%. Saham raksasa cloud seperti Microsoft dan Amazon turun lebih dari 0,6%, sementara CoreWeave anjlok 4,8%.
Kekhawatiran gelembung AI juga berdampak pada saham kripto. Strategy turun 2,7% dan Bit Digital melemah 3% seiring Bitcoin sempat merosot di bawah US$90.000.
Namun Hogan menilai tekanan ini justru bisa menjadi peluang. “Setiap pelemahan pada saham-saham mega-cap bisa menjadi kesempatan beli,” ujarnya.
Wall Street Menguat Pasca The Fed Memangkas Suku Bunga
Di tengah tekanan pasar, saham Eli Lilly naik 1,2% setelah obat penurun berat badan generasi terbarunya mencatat hasil lebih baik dibanding produk blockbuster Zepbound. Ini memperkuat posisi Lilly sebagai pemimpin pasar obat penurun berat badan yang terus berkembang pesat.
Pada pertemuan Rabu, The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin. Ketua The Fed Jerome Powell memberi sinyal jeda penurunan lebih lanjut, namun pasar lega karena tidak ada ancaman kenaikan suku bunga—berbeda dengan ekspektasi negara maju lain yang diperkirakan tetap berada di level tinggi hingga 2026.
Pelaku pasar melihat peluang pemangkasan suku bunga setidaknya 50 bps tahun depan, terutama jika kandidat kuat Ketua The Fed versi Presiden AS Donald Trump—Kevin Hassett—menjabat dan mengambil kebijakan yang lebih dovish.
“Kami tidak heran melihat optimisme jangka pendek karena The Fed terus menurunkan suku bunga meski ekonomi masih tumbuh,” kata Chris Zaccarelli, CIO Northlight Asset Management.
Wall Street Bergerak Hati-Hati, Pasar Tunggu Sinyal Pemangkasan Suku Bunga The Fed
“Namun kacamata merah muda ini bisa luntur begitu investor sadar bahwa jalur penurunan suku bunga mungkin tidak secepat—atau bahkan tidak sesuai—dengan ekspektasi mereka.”
Sementara itu, data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan klaim awal tunjangan pengangguran naik menjadi 236.000 pada pekan yang berakhir 6 Desember, lebih tinggi dari perkiraan 220.000.



