
mellydia.co.id JAKARTA. Emiten produsen batubara milik Grup Sinar Mas, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) diyakini tetap memiliki peluang untuk mempertahankan kinerjanya pada 2026, meski dibayangi tren penurunan permintaan ekspor komoditas tersebut.
Pendapatan usaha GEMS tergerus 13,43% secara year on year (yoy) menjadi US$ 1,74 miliar per kuartal III-2025. Hasil ini dipengaruhi oleh penurunan penjualan batubara GEMS ke luar negeri sebesar 53,35% yoy menjadi US$ 623,55 juta.
Sebaliknya, penjualan batubara dalam negeri GEMS meningkat 64,84% yoy menjadi US$ 1,11 miliar. Alhasil, terjadi perubahan komposisi pendapatan usaha GEMS yang tadinya didominasi oleh penjualan batubara luar negeri kini menjadi penjualan batubara di dalam negeri.
Puri Sentul Permai (KDTN) Resmikan Swiss-Belexpress Hotel di Ruas Tol Batang–Semarang
Bersamaan dengan itu, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk GEMS merosot 49,84% yoy menjadi US$ 199,32 juta.
Kepala Riset Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi menyampaikan, di atas kertas prospek kinerja GEMS pada 2026 masih cukup solid. Namun, tren pelemahan ekspor batubara jelas bakal kembali jadi ancaman bagi GEMS, mengingat penjualan ekspor sebenarnya jadi andalan bagi emiten tersebut pada periode-periode sebelumnya.
Di sisi lain, GEMS memiliki keunggulan berupa kualitas batubara yang berbiaya produksi rendah dan adanya stable buyer membuat tekanan yang dirasakan emiten tersebut tidak sebesar produsen lainnya.
“Untuk 2026, kinerja GEMS kemungkinan flat atau sedikit menurun, kecuali harga batubara rebound lebih kuat dari ekspektasi,” kata dia, Kamis (11/12/2025).
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menambahkan, adanya perubahan kontribusi pendapatan, di mana penjualan batubara dalam negeri menjadi penyumbang utama pendapatan usaha GEMS per kuartal III-2025 patut menjadi sorotan. Hal ini menandakan GEMS mulai aktif meningkatkan kemampuan produksi batubara yang ditujukan untuk pasar domestik.
Terlepas dari itu, GEMS tetap harus mewaspadai risiko berlanjutnya pelemahan permintaan global yang akan berdampak pada koreksi harga batubara di kemudian hari. “Permintaan global masih underwhelming, sehingga GEMS perlu efisiensi bisnis,” ujar dia, Kamis (11/12).
Ekspansi PGEO Jadi Sokongan Prospek ke Depan, Begini Rekomendasi Sahamnya
Sementara menurut Wafi, selain fokus pada efisiensi, GEMS juga perlu memprioritaskan kontrak penjualan batubara jangka panjang dengan pelanggan, diversifikasi pelanggan, dan menerapkan strategi lindung nilai pada sebagian volume penjualannya. Emiten ini juga harus menjaga arus kas supaya tetap kuat ketika harga batubara kembali terkoreksi.
Lantas, Wafi merekomendasikan hold saham GEMS dengan target harga di level Rp 8.300 per saham. Di lain pihak, Nafan menyarankan wait and see terhadap saham GEMS yang masih berada dalam fase bearish consolidation.



