
mellydia.co.id JAKARTA. Harga minyak berusaha rebound dan bergerak stabil pada perdagangan Kamis (11/12/2025) pagi. Pukul 07.30 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2026 di New York Mercantile Exchange ada di US$ 58,80 per barel, naik 0,58% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 58,46 per barel.
Mengutip Bloomberg, harga minyak rebound setelah AS menyita kapal tanker yang terkena sanksi di lepas pantai Venezuela, yang menghalangi pengiriman dari Venezuela lebih lanjut, dan meningkatkan risiko konflik.
Venezuela memegang cadangan minyak terbesar di dunia dan diekspor sekitar 586.000 barel per hari pada bulan lalu. Sebagian besar ekspor ini dikirim ke China, meski sebagian produksi Chevron Corp dari negara tersebut dikirim ke AS.
Perkuat Bisnis Logistik, Anak Usaha Chandra Daya Investasi (CDIA) Merilis Kapal Baru
Sementara itu, Ukraina menyerang sebuah kapal tanker armada bayangan terkait dengan perdagangan minyak Rusia.
Meningkatnya ketegangan geopolitik terjadi di tengah kondisi pasar minyak mentah yang lesu, karena peningkatan produksi OPEC+ dan Amerika diperkirakan akan melebihi pertumbuhan permintaan, sehingga menyebabkan kelebihan pasokan.
“Penyitaan kapal yang dikenai sanksi oleh AS di lepas pantai Venezuela dan serangan Ukraina terhadap kapal armada bayangan Rusia di Laut Hitam menambah premi risiko sanksi dan perang dalam jangka pendek,” kata Robert Rennie, kepala riset komoditas dan karbon di Westpac Banking Corp.
“Kelebihan pasokan yang sedang berkembang akan menekan harga pada tahun 2026, dan brent seharusnya bertahan di kisaran saat ini antara US$ 60-US$ 65 per barel untuk saat ini,” katanya.



