IHSG berpeluang menguat pekan depan

Posted on

INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini atau 1-5 Desember naik 1,46 persen ke level 8.632,7. Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Hari Rachmansyah mengatakan IHSG sepekan ke depan berpeluang melanjutkan pergerakan positif seiring adanya sinyal penurunan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed.

IHSG bakal menguat jika The Fed benar-benar memutuskan untuk menurunkan suku bunga. “Kondisi tersebut berpotensi mendorong peningkatan inflow (arus masuk) dana asing ke pasar saham domestik, khususnya pada saham-saham yang telah menunjukkan tren naik. Secara teknikal, IHSG diperkirakan bergerak dalam rentang 8.625-8.707,” ucapnya lewat keterangan resmi, Ahad, 7 Desember 2025.

Hari menyatakan sepanjang pekan lalu, bursa Wall Street mencatatkan penguatan didorong oleh peningkatan optimisme pelaku pasar. Memasuki pekan ini, perhatian investor sepenuhnya tertuju pada keputusan suku bunga The Fed.

“Berdasarkan konsensus pasar, The Fed diperkirakan akan kembali menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin, yang tercermin dari penguatan Wall Street dalam sepekan terakhir,” ujarnya.

Ekonom dan pelaku pasar meyakini The Fed akan menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin pada pertemuan 9-10 Desember mendatang. Sementara itu, Hari menyatakan sentimen pasar domestik diperkirakan banyak dipengaruhi oleh keputusan suku bunga The Fed, yang berpotensi memengaruhi arus modal asing dan pergerakan nilai tukar rupiah.

Dari sisi makro, pasar akan mencermati rilis sejumlah data penting, di antaranya Indeks Keyakinan Konsumen yang diperkirakan mengalami kenaikan serta data penjualan ritel yang diproyeksikan tumbuh. Pada perdagangan pekan ini atau 8-12 Desember 2025, Hari mengimbau investor dan trader untuk memanfaatkan momentum pada saham bertren naik (uptrend) yang didukung volume kuat dan akumulasi asing.

Strateginya adalah membeli saat harga saham sedang melemah atau buy on weakness dengan tetap menerapkan manajemen risiko yang disiplin dan menghindari mengejar harga tinggi karena potensi volatilitas masih terbuka.

Pilihan Editor: Mengapa Perusahaan Ogah Masuk Pasar Modal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *