AMRT Buyback Saham Rp1,5 Triliun: Peluang Investasi atau Taktik Alfamart?

Posted on

mellydia.co.id, JAKARTA — PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT), yang kita kenal sebagai pengelola jaringan minimarket Alfamart, berencana melakukan aksi korporasi buyback saham. Nilai maksimal dari pembelian kembali saham ini mencapai Rp1,5 triliun. Langkah ini diambil di tengah kondisi pasar modal yang saat ini menunjukkan fluktuasi yang cukup signifikan.

Menurut keterbukaan informasi yang dirilis perseroan pada 5 Desember 2025, periode buyback akan berlangsung mulai dari 8 Desember 2025 hingga 6 Maret 2026. Manajemen AMRT menegaskan bahwa aksi buyback ini telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu POJK No. 29/2023 dan POJK No. 13/2023. Kedua peraturan OJK ini memberikan relaksasi terkait pembelian kembali saham oleh emiten di tengah kondisi pasar yang kurang stabil.

Untuk merealisasikan rencana ini, Alfamart mengalokasikan dana maksimal sebesar Rp1,5 triliun. Dana ini akan digunakan untuk membeli kembali hingga 650 juta lembar saham. Jumlah saham yang akan dibeli kembali ini tidak akan melebihi 20% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh. Selain itu, perseroan juga memastikan bahwa porsi saham publik tetap terjaga minimal 7,5%.

“Pembelian kembali saham ini diharapkan dapat membantu menstabilkan harga saham Perseroan di tengah kondisi pasar yang fluktuatif. Selain itu, kami berharap aksi ini dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap nilai fundamental Perseroan,” demikian pernyataan manajemen AMRT dalam keterbukaan informasi yang disampaikan pada Jumat (5/12/2025).

Lebih lanjut, manajemen AMRT meyakinkan bahwa aksi buyback ini tidak akan berdampak negatif terhadap kegiatan operasional maupun arus kas perusahaan. Sumber pendanaan untuk buyback sepenuhnya berasal dari kas internal perusahaan. Proforma keuangan perseroan juga menunjukkan bahwa tidak akan ada perubahan signifikan pada indikator kinerja utama, termasuk laba bersih yang diproyeksikan tetap sebesar Rp2,31 triliun.

Selain bertujuan untuk menjaga stabilitas harga saham, manajemen AMRT juga melihat program buyback ini sebagai langkah strategis untuk memberikan fleksibilitas jangka panjang. Saham treasuri hasil buyback dapat dijual kembali di kemudian hari jika perusahaan membutuhkan tambahan modal untuk pengembangan bisnis.

Baca Juga: Beda Arah Harga Saham Ritel AMRT, ACES Cs dengan Aksi Ekspansi

Dalam pelaksanaan buyback ini, Alfamart akan menunjuk satu perusahaan efek yang akan bertindak sebagai perantara pembelian saham di Bursa Efek Indonesia. AMRT juga memberikan catatan bahwa program buyback dapat dihentikan sewaktu-waktu apabila dana yang dialokasikan telah terserap seluruhnya, jumlah saham yang dibeli telah mencapai batas maksimum, atau berdasarkan keputusan manajemen perseroan.

Pada penutupan perdagangan hari Jumat (5/12/2025), saham AMRT terpantau mengalami penurunan tipis sebesar 0,27% atau 5 poin, berada di level Rp1.845 per lembar. Dalam sebulan terakhir, saham AMRT telah terkoreksi sebesar 4,65%. Secara year-to-date (sepanjang tahun berjalan 2025), saham emiten yang terafiliasi dengan konglomerat Djoko Susanto ini telah mengalami penurunan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 34,57%.

Baca Juga: Teknologi AI Rambah Tambang (GEMS), Pertanian (SIPD), dan Ritel (AMRT)

Sumber Alfaria Trijaya Tbk. – TradingView

Kinerja AMRT Kuartal III/2025

Dari sisi kinerja keuangan, Alfamart mencatatkan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp2,31 triliun pada kuartal III/2025. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 3,49% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp2,39 triliun.

Namun, berdasarkan laporan keuangan, AMRT sebenarnya berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan neto sebesar 7,09% YoY, mencapai Rp94,47 triliun pada kuartal III/2025, dibandingkan dengan Rp88,21 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan pendapatan ini terjadi di seluruh wilayah operasional Alfamart. Di wilayah Jabodetabek, pendapatan AMRT naik 3,11% YoY menjadi Rp25,46 triliun. Wilayah Jawa di luar Jabodetabek juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 3,96% YoY menjadi Rp34,83 triliun. Bahkan, pendapatan AMRT dari wilayah luar Jawa menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi, yaitu sebesar 14,84% YoY menjadi Rp36,68 triliun.

Dari sisi segmen bisnis, pendapatan AMRT dari segmen makanan juga mengalami peningkatan sebesar 7,15% YoY menjadi Rp66,82 triliun. Sementara itu, pendapatan dari segmen non-makanan naik 6,96% YoY menjadi Rp27,64 triliun.

Meskipun demikian, beban pokok pendapatan AMRT juga mengalami kenaikan sebesar 6,95% YoY menjadi Rp74,17 triliun. Alhasil, laba bruto AMRT masih mampu tumbuh sebesar 7,6% YoY menjadi Rp20,3 triliun.

Sayangnya, Alfamart mencatatkan peningkatan pada sejumlah beban operasional. Beban penjualan dan distribusi Alfamart naik dari Rp15,04 triliun menjadi Rp16,55 triliun. Selain itu, beban umum dan administrasi Alfamart juga mengalami kenaikan dari Rp1,57 triliun menjadi Rp1,7 triliun.

Akibatnya, laba usaha Alfamart mengalami penurunan dari Rp3,1 triliun pada kuartal III/2024 menjadi Rp2,95 triliun pada kuartal III/2025.

______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), pengelola Alfamart, berencana melakukan buyback saham senilai maksimal Rp1,5 triliun mulai 8 Desember 2025 hingga 6 Maret 2026. Aksi korporasi ini bertujuan untuk menstabilkan harga saham di tengah fluktuasi pasar dan meningkatkan kepercayaan investor. Dana yang dialokasikan untuk buyback berasal dari kas internal perusahaan dan diperkirakan tidak akan berdampak negatif pada operasional.

Selain untuk menstabilkan harga saham, buyback ini juga dilihat sebagai langkah strategis untuk fleksibilitas jangka panjang, di mana saham treasuri dapat dijual kembali jika diperlukan modal tambahan. Meskipun laba bersih kuartal III/2025 AMRT mengalami penurunan 3,49% YoY, pendapatan neto justru tumbuh 7,09% YoY, menunjukkan kinerja operasional yang solid. Alfamart akan menunjuk perusahaan efek sebagai perantara pembelian saham.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *