Andik Vermansyah: Gaji di DC United vs Persebaya, Selisih Tipis!

Posted on

mellydia.co.id – Siapa yang tak kenal Andik Vermansyah, mantan wonderkid Indonesia? Pemain yang pernah berhadapan langsung dengan David Beckham ini menyimpan segudang cerita menarik di dunia sepak bola.

Sebelum berkelana ke berbagai klub di luar negeri, nama Andik Vermansyah melejit sebagai bintang di Persebaya Surabaya. Aksi-aksinya di lapangan selalu dinantikan dan memukau para Bonek, sebutan bagi penggemar fanatik Persebaya.

Namun, di balik gemerlap kesuksesan yang pernah diraih, tersimpan sebuah penyesalan dalam diri Andik Vermansyah, yaitu keputusannya untuk tidak melanjutkan karier bersama DC United di Amerika Serikat.

Padahal, saat menjalani trial atau uji coba bersama DC United, pelatih klub tersebut terkesan dengan kemampuan pemain yang dijuluki “Messi dari Indonesia” ini. Rencananya, Andik akan ditempatkan di DC United B.

“Dia (pelatih) suka saya, skill saya oke, dan saya bisa nambah lagi dibesarin badannya,” ungkap Andik dalam sebuah video di Youtube.

Kisah Andik dengan DC United sempat menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta sepak bola Indonesia. Namun, Andik mengungkapkan bahwa dirinya enggan bergabung dengan DC United karena adanya “orang dalam”. Saat itu, Erick Thohir diketahui memiliki saham di klub tersebut.

“Saya bilang jangan dimasuk-masukkan. Jangan mentang-mentang ada Pak Erick Thohir di sana, terus dipaksa untuk masuk,” tutur pria yang pernah mengenakan jersey Timnas Indonesia bernomor punggung 21 itu.

Meski dibujuk untuk tetap bermain di DC United, hati Andik bimbang. Apalagi, saat itu ia tengah fokus membela Timnas Indonesia di ajang SEA Games. “Tapi saya tujuan main bola ingin dapat duit. Ingin membelikan rumah buat ibu saya,” ujarnya.

Akhirnya, Andik secara terbuka mengakui penyesalannya karena menolak tawaran dari DC United. Hal ini disebabkan oleh pemikirannya saat itu yang sangat ingin mewujudkan impian membelikan rumah untuk orang tuanya.

“Saya di DC United dengan Persebaya bedanya Rp 50 juta saja. Lebih tinggi di DC. Tetapi, pikiran saya kok segini? Kok ga kaya di tv-tv yang bermiliar-miliar. Karena waktu itu saya mau belikan ibu rumah,” ungkapnya.

Karena pertimbangan tersebut, Andik memilih untuk tetap berkarier di Indonesia. Ia berpikir, dengan bermain di Indonesia, ia akan mendapatkan banyak sponsor dan penghasilan tambahan.

“Kalau di Indonesia saya bisa dapat sponsor dan lain-lain. Itu pemikiran sangat bodoh. Saya sangat menyesal. Karena kalau di sana umur 23 dibatasin gajinya. Apalagi, peringkat FIFA Indonesia saat itu,” pungkasnya.

Momen Bersejarah dengan David Beckham

Rabu, 30 November 2011, menjadi saksi bisu sebuah momen bersejarah di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Pada hari itu, Indonesia Selection berhadapan dengan LA Galaxy yang diperkuat bintang-bintang sepak bola dunia seperti David Beckham, Robbie Keane, dan Landon Donovan.

Pertandingan ini tak hanya menjadi sorotan karena kehadiran para pemain bintang tersebut, tetapi juga karena insiden menegangkan antara David Beckham dan Andik Vermansyah.

Andik Vermansyah, yang saat itu membela Indonesia Selection, menjadi pusat perhatian ketika ia ditekel dengan keras oleh David Beckham. Meskipun Beckham dikenal dengan teknik bermain yang elegan, momen itu menunjukkan sisi lain dari legenda sepak bola Inggris tersebut.

Pada menit kedelapan pertandingan, Andik Vermansyah mencoba melewati seorang pemain bertahan LA Galaxy. Aksi ini memancing reaksi dari David Beckham yang langsung melancarkan tekel keras hingga Andik terguling-guling. Wasit pun memberikan kartu kuning kepada Beckham atas pelanggaran tersebut.

Namun, insiden tersebut tidak berakhir dengan kekecewaan. Usai pertandingan, saat diwawancarai oleh sebuah stasiun televisi, David Beckham memanggil Andik Vermansyah untuk bertukar jersey. Tindakan ini dianggap sebagai bentuk permintaan maaf dan penghormatan dari Beckham kepada Andik.

Andik Vermansyah menerima jersey David Beckham dengan senang hati. Ia mengaku sangat bangga dan terhormat atas hadiah tersebut. Baginya, memiliki jersey dari salah satu pemain legendaris sepak bola dunia adalah sebuah kehormatan yang tak ternilai.

David Beckham sendiri tak ragu memberikan pujian kepada Andik Vermansyah. Ia mengakui kecepatan dan bakat yang dimiliki Andik, serta menyesali tekel keras yang telah dilakukannya. Pujian dari salah satu pemain terbaik dunia ini menjadi penghargaan luar biasa bagi Andik Vermansyah.

Momen tekel David Beckham terhadap Andik Vermansyah tidak hanya menjadi perbincangan di kalangan penggemar sepak bola Indonesia, tetapi juga menjadi simbol sportivitas dan penghargaan antar pemain dari berbagai negara.

Meskipun menegangkan, momen tersebut menjadi kenangan yang mengesankan dan bersejarah bagi Andik Vermansyah dan sepak bola Indonesia secara keseluruhan.

Saat ini, Andik Vermansyah tengah berjuang bersama Persiraja Banda Aceh untuk meraih tiket promosi ke Liga 1 Indonesia musim 2024/2025. Berdasarkan data dari Transfermarkt, Andik Vermansyah telah tampil dalam lebih dari 120 pertandingan sepanjang kariernya, baik di Liga Indonesia maupun di luar negeri seperti DC United Reserves, Kedah Darul Aman FC, dan Selangor FC.

Dari 120 lebih pertandingan tersebut, Andik Vermansyah mencatatkan 8 gol dan 19 assist. Ia juga mengoleksi 10 kartu kuning dan 1 kartu merah selama 7.328 menit bermain di lapangan. Sebuah catatan yang luar biasa panjang dan bersejarah dari pemain bertinggi 1,62 meter yang berposisi sebagai pemain sayap kanan ini.

Lahir dari Akar Rumput Kota Surabaya

Di balik gemerlap dunia sepak bola Surabaya, terdapat sebuah tempat yang menjadi kawah candradimuka bagi talenta-talenta muda yang bersemangat meraih mimpi. Tempat itu adalah Indonesia Muda, sekolah sepak bola yang telah melahirkan sejumlah pemain legenda dan memberikan kontribusi besar bagi perkembangan sepak bola Surabaya.

Andik Vermansyah adalah salah satu bukti nyata keberhasilan Indonesia Muda dalam mencetak pemain berkualitas. Bersama dengan pemain-pemain lain seperti Yusuf Ekodono dan Bejo Sugiantoro, Andik menjadi inspirasi bagi generasi muda Surabaya untuk menggapai cita-cita di dunia sepak bola.

Statistik Andik selama kariernya di klub Indonesia maupun Malaysia berdasarkan data Transfermarkt:

Penampilan: 123
Gol: 8
Assist: 19
Kartu Kuning: 10
Kartu Kuning + Merah: 0
Kartu Merah: 1
Menit Bermain: 7.328

“Semua klub internal mempunyai ambisi yang sama, yaitu melestarikan bakat bawaan klub untuk menjadi pemain hebat,” kata Saleh Hanifah, petinggi Indonesia Muda kala itu.

Selain Indonesia Muda, klub Mitra Surabaya juga memegang peranan penting dalam sejarah sepak bola kota ini. Didirikan oleh mantan pemain Niac Mitra dan Persebaya Surabaya, klub ini memiliki misi yang sama dengan Indonesia Muda, yaitu mengembangkan bakat-bakat muda menjadi pemain hebat yang dapat mengharumkan nama Surabaya di kancah sepak bola nasional dan internasional.

Mursyid Effendi, mantan kapten Persebaya Surabaya yang pernah menjabat sebagai ketua umum Mitra Surabaya, memiliki visi yang jelas dalam mengembangkan potensi anak-anak muda. Dengan rutin menyalurkan pemain-pemain berkualitas ke tim utama Persebaya Surabaya dan timnas Indonesia, Mitra Surabaya telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan sepak bola Surabaya.

Dalam setiap turnamen, baik itu turnamen besar maupun antar RT, Mitra Surabaya selalu berpartisipasi dengan tekad yang kuat untuk memajukan bakat-bakat muda. Semua ini dilakukan demi kemajuan mereka menjadi aset berharga bagi Persebaya dan bangsa Indonesia secara keseluruhan.

“Kami memiliki misi untuk mengembangkan bakat anak-anak tidak terbatas dengan beberapa turnamen saja. Setiap turnamen, sekalipun itu antar RT, tetap akan kami usahakan untuk berpartisipasi. Semua demi kemajuan mereka yang nantinya bisa juga berguna bagi Persebaya,” ucap Mursyid Effendi.

Sejarah panjang Indonesia Muda dan Mitra Surabaya telah membuktikan bahwa investasi pada pengembangan bakat-bakat muda adalah investasi yang bernilai tinggi bagi masa depan sepak bola Surabaya. Dari sanalah lahir para pemain legenda yang mengukir sejarah bagi kota ini, dan semangat mereka akan terus membara untuk menyulam bakat-bakat baru menuju kebesaran sepak bola Surabaya.

Ringkasan

Artikel ini membahas tentang penyesalan Andik Vermansyah yang menolak tawaran dari DC United. Meskipun gajinya tidak jauh berbeda dengan yang ditawarkan Persebaya, Andik lebih memilih bermain di Indonesia dengan harapan mendapatkan sponsor dan penghasilan tambahan untuk membelikan rumah bagi ibunya. Ia kemudian menyadari bahwa keputusannya tersebut kurang tepat.

Selain itu, artikel juga menyoroti momen bersejarah saat Andik berhadapan dengan David Beckham dalam pertandingan antara Indonesia Selection melawan LA Galaxy. Insiden tekel keras Beckham terhadap Andik dan pujian yang diberikan Beckham setelah pertandingan menjadi kenangan tak terlupakan. Artikel juga menyinggung tentang perjalanan karir Andik dan peran klub Indonesia Muda dan Mitra Surabaya dalam membentuknya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *