Ultras Thailand Ancam Boikot SEA Games: 3 Alasan Tegas!

Posted on

Timnas Thailand Terancam Tanpa Dukungan Maksimal? Ultras Ancam Boikot SEA Games dan Ajukan 3 Tuntutan!

Timnas Thailand, yang akan berlaga di SEA Games, menghadapi potensi masalah serius: ancaman boikot dari kelompok suporter fanatik mereka, Ultras Thailand. Dilansir dari Thairath, kelompok tersebut mengancam tidak akan memberikan dukungan untuk tim sepak bola dan futsal Thailand sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pendaftaran yang mereka anggap melanggar hak-hak suporter.

Inti permasalahan ini terletak pada kebijakan panitia SEA Games 2025 yang mewajibkan penggemar untuk mendaftar dan mengonfirmasi identitas mereka, meskipun menonton semua cabang olahraga (cabor) diperbolehkan secara gratis. Ultras Thailand menolak mentah-mentah aturan ini.

Lantas, apa saja tuntutan yang diajukan oleh Ultras Thailand? Mereka melayangkan tiga tuntutan utama yang menjadi dasar ancaman boikot mereka. Pertama, mereka menolak sistem pendaftaran yang dianggap melanggar hak-hak suporter. Bagi mereka, mewajibkan pendaftaran informasi pribadi sebelum memasuki stadion adalah bentuk pelanggaran terhadap kebebasan dasar para penonton olahraga.

“Di era di mana data pribadi sangat rentan terhadap peretasan dan kebocoran, praktik ini secara langsung membuat warga negara rentan terhadap penipuan. Lebih jauh lagi, yang tidak dapat diterima adalah bahwa tindakan ini tidak pernah diterapkan secara setara kepada VIP atau orang-orang istimewa,” tegas Ultras Thailand dalam pernyataan mereka. “Ini bukan keamanan, tetapi ketidakadilan yang dipaksakan kepada kami. Apalagi, Kamboja telah menarik diri dari sepak bola. Oleh karena itu, memaksa warga untuk memberikan informasi pribadi adalah tindakan yang tidak dapat diterima. Penggemar sepak bola Thailand berhak menolak memberikan informasi pribadi kepada manajemen.”

Tuntutan kedua berkaitan dengan kebijakan pengelolaan zona suporter. Ultras Thailand menolak penataan zona suporter tim tamu di belakang gawang. Mereka menilai kebijakan ini memberikan keuntungan bagi tim lawan dan mengurangi tekanan dari suporter Ultras Thailand yang biasanya berada di belakang gawang di Zona S.

“Hal ini menunjukkan kurangnya pemahaman tentang penataan zona sorak sesuai prinsip-prinsip sepak bola internasional,” imbuh mereka, menyuarakan kekecewaan terhadap kebijakan tersebut.

Meskipun melayangkan protes, Ultras Thailand menegaskan komitmen mereka untuk tetap setia mendukung tim nasional. Namun, dukungan tersebut akan diberikan dengan cara yang berbeda. Mereka menolak untuk tunduk pada manajemen Otoritas Olahraga Thailand dalam cabang olahraga sepak bola.

“Namun, kami akan mengunjungi setiap stadion dan setiap pertandingan untuk mendampingi atlet Thailand. Tetapi, kami tidak akan menginjakkan kaki di lapangan selama langkah-langkah manajemen belum diselesaikan,” jelas mereka.

Dengan kata lain, Ultras Thailand akan tetap hadir di stadion untuk memberikan dukungan moral kepada para pemain, tetapi tidak akan memasuki arena pertandingan sebagai bentuk protes.

“Kali ini, tidak memasuki stadion bukanlah sebuah kemunduran, melainkan sebuah kebangkitan untuk melindungi martabat para penggemar Thailand di seluruh negeri terkait pelanggaran hak data pribadi dan pengelolaan zona suporter. Ini adalah pendirian kami, teguh, jelas, dan teguh pada martabat dan ideologi para pendukung tim nasional Thailand,” pungkas mereka, menegaskan posisi mereka.

Sebagai informasi, Thailand tergabung di Grup A SEA Games bersama Timor Leste dan Singapura. Seharusnya, Kamboja juga berada di grup ini, tetapi mereka mengundurkan diri akibat konflik militer yang masih berlangsung. Pertandingan pertama Thailand adalah melawan Timor Leste di Stadion Rajamangala, Bangkok, pada Rabu (3/12) pukul 19:00 WIB. Akankah konflik antara Ultras Thailand dan panitia SEA Games dapat diselesaikan sebelum pertandingan tersebut? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.

Ringkasan

Ultras Thailand mengancam akan memboikot SEA Games sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pendaftaran penggemar yang dianggap melanggar hak-hak suporter. Mereka menolak sistem pendaftaran yang mewajibkan pemberian informasi pribadi sebelum memasuki stadion, karena dianggap rentan terhadap penyalahgunaan data.

Selain itu, Ultras Thailand juga menolak kebijakan pengelolaan zona suporter yang menempatkan zona tim tamu di belakang gawang. Meskipun memprotes, mereka tetap berkomitmen mendukung timnas dengan hadir di stadion, namun tidak akan memasuki arena pertandingan sampai tuntutan mereka dipenuhi, yaitu penghapusan kebijakan pendaftaran dan perubahan penataan zona suporter.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *