JAKARTA. PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET), emiten yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur telekomunikasi, tengah bersiap untuk melakukan ekspansi besar-besaran guna memperkuat fondasi digital Indonesia. Langkah ini diwujudkan melalui penerbitan saham baru atau rights issue dengan target dana mencapai Rp 3,2 triliun.
Menurut Direktur Utama Sinergi Inti Andalan Prima, Muhammad Arif, rencana ini akan direalisasikan dengan menerbitkan 12,8 miliar saham baru. Harga per saham ditetapkan sebesar Rp 250. Dalam aksi korporasi ini, setiap tiga pemegang saham lama INET berhak memperoleh empat Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
Dana yang diperoleh dari rights issue ini akan difokuskan untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur generasi terbaru. Prioritas utama adalah perluasan jaringan Fiber to the Home (FTTH) dan pengembangan sistem kabel laut, baik domestik maupun internasional.
“Kami akan secara agresif memperluas jaringan FTTH dengan teknologi Wi-Fi 7 terkini, terutama di wilayah Bali, Lombok, dan Jawa. Selain itu, kami juga akan memperkuat sistem kabel laut kami, termasuk rute strategis Jakarta-Batam-Singapura,” jelas Arif dalam sebuah kesempatan.
Arif optimis bahwa potensi pasar untuk ekspansi FTTH masih sangat besar, mengingat penetrasi fixed broadband di Indonesia yang baru mencapai 15%, jauh tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Hal ini membuka peluang lebar bagi INET untuk meningkatkan konektivitas dan memperluas jangkauan layanan internet berkecepatan tinggi.
Selain fokus pada pengembangan internal, INET juga mengumumkan rencana akuisisi terhadap dua perusahaan strategis. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem bisnis INET melalui ekspansi anorganik atau akuisisi.
Salah satu target akuisisi adalah PT Trans Hybrid Communication (THC), di mana INET berencana mengambil alih 60% saham pengendali. THC merupakan perusahaan yang bergerak di bidang layanan IP internet, termasuk teknologi NAP, IP Transit, Dedicated Internet, Colocation Server, dan Managed Services.
Perusahaan kedua yang menjadi target akuisisi adalah PT Personel Alih Daya Tbk (PADA). INET berencana mengakuisisi 53,57% saham pengendali PADA, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manajemen outsourcing.
“Akuisisi Trans Hybrid Communication akan melengkapi layanan konektivitas dan data center interconnect kami. Sementara itu, PADA akan memperkuat kapabilitas pendukung bisnis kami,” pungkas Arif, menjelaskan sinergi yang diharapkan dari akuisisi ini.
Ringkasan
PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) akan melakukan rights issue senilai Rp 3,2 triliun dengan menerbitkan 12,8 miliar saham baru untuk membiayai proyek infrastruktur generasi terbaru. Dana tersebut akan digunakan untuk perluasan jaringan Fiber to the Home (FTTH) dengan teknologi Wi-Fi 7 di wilayah Bali, Lombok, dan Jawa, serta penguatan sistem kabel laut domestik dan internasional.
Selain pengembangan internal, INET juga berencana mengakuisisi PT Trans Hybrid Communication (THC) dan PT Personel Alih Daya Tbk (PADA). Akuisisi THC akan melengkapi layanan konektivitas dan data center interconnect, sementara akuisisi PADA akan memperkuat kapabilitas pendukung bisnis INET.



