mellydia.co.id JAKARTA. Harga gas alam berjangka Amerika Serikat (AS) menunjukkan tren kenaikan, melampaui US$ 4,7 per MMBtu dan mendekati level tertinggi sejak Desember 2022. Lonjakan ini dipicu oleh perubahan cuaca ekstrem yang membawa hawa dingin ke wilayah-wilayah konsumen utama di AS.
Seperti yang dilaporkan Tradingeconomics pada Minggu (30/11), sebagian wilayah Midwest dan Timur AS kini tengah berjuang melawan kondisi musim dingin yang parah. Prakiraan cuaca bahkan memperkirakan suhu di bawah normal akan terus berlanjut di wilayah Timur Laut dan Great Lakes dalam beberapa minggu mendatang. Kondisi ini semakin memicu kekhawatiran akan kebutuhan energi untuk pemanas ruangan.
Tidak hanya itu, European Model juga memberikan indikasi serupa, memprediksi suhu yang lebih dingin untuk awal Desember. Proyeksi ini mengisyaratkan potensi gelombang dingin yang lebih kuat di wilayah Timur Laut dan Great Lakes, sehingga meningkatkan potensi permintaan gas alam.
Faktor lain yang turut mendorong kenaikan harga gas adalah peningkatan signifikan dalam ekspor Liquefied Natural Gas (LNG). Data menunjukkan bahwa aliran LNG dari terminal-terminal utama AS mencapai rata-rata 18 bcfd (billion cubic feet per day) pada bulan November. Angka ini melampaui rekor bulan sebelumnya, menunjukkan peran penting AS dalam memasok kebutuhan gas global.
Namun demikian, di tengah kenaikan harga, penting untuk dicatat bahwa produksi gas alam di AS juga mencatatkan rekor tertinggi, serta tingkat penyimpanan yang sehat. Produksi di Lower 48 (48 negara bagian daratan AS) mencapai hampir 110 bcfd pada bulan November. Tingkat produksi yang tinggi ini mendorong persediaan gas sekitar 5% di atas rata-rata, sehingga membantu menjaga pasokan tetap memadai dan meredam potensi lonjakan harga yang lebih tinggi. Dengan demikian, dinamika pasar gas alam saat ini menunjukkan keseimbangan antara peningkatan permintaan akibat cuaca dingin dan pasokan yang cukup berkat produksi yang tinggi.
Ringkasan
Harga gas alam berjangka di AS melonjak, mendekati level tertinggi sejak Desember 2022, didorong oleh cuaca ekstrem yang menyebabkan hawa dingin di wilayah konsumen utama. Prakiraan cuaca yang memprediksi suhu di bawah normal di wilayah Timur Laut dan Great Lakes semakin meningkatkan kekhawatiran akan kebutuhan energi untuk pemanas ruangan, serta peningkatan ekspor LNG dari terminal-terminal utama AS.
Meskipun harga naik, produksi gas alam di AS juga mencatatkan rekor tertinggi, dengan produksi di Lower 48 mencapai hampir 110 bcfd pada bulan November. Tingkat produksi yang tinggi ini mendorong persediaan gas sekitar 5% di atas rata-rata, sehingga menjaga pasokan tetap memadai dan meredam potensi lonjakan harga yang lebih tinggi.


