mellydia.co.id JAKARTA. Setelah libur Thanksgiving, pergerakan pasar obligasi AS kembali menjadi sorotan. Pada hari Jumat (29/11), imbal hasil (yield) obligasi Treasury AS tenor 10 tahun menembus angka 4%, tepatnya mencapai 4,02%. Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan level terendah yang sempat dicapai pada awal minggu di bulan Oktober.
Menurut data dari Tradingeconomics pada Minggu (30/11), imbal hasil obligasi Treasury AS telah mengalami penurunan hampir 5 basis poin (bps) sepanjang bulan November. Penurunan ini didorong oleh meningkatnya ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed). Pasar meyakini The Fed akan kembali memangkas suku bunga pada pertemuan bulan Desember mendatang.
Sentimen ini semakin kuat setelah rilis data ekonomi AS menunjukkan indikasi perlambatan. Data penjualan ritel bulan September tumbuh di bawah ekspektasi, mengindikasikan potensi penurunan daya beli konsumen. Selain itu, laporan ADP mengenai ketenagakerjaan juga menunjukkan perlambatan signifikan dalam aktivitas pasar tenaga kerja AS.
Dukungan terhadap penurunan suku bunga juga datang dari internal The Fed sendiri. Gubernur Fed Christopher Waller dan Presiden Fed New York John Williams secara terpisah menyatakan dukungan mereka untuk penurunan suku bunga pada pertemuan terakhir The Fed di tahun ini. Pernyataan ini semakin meyakinkan pasar akan adanya pelonggaran kebijakan moneter.
Saat ini, harga pasar (market pricing) menunjukkan probabilitas sebesar 87% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga dana federal sebesar 25 bps pada pertemuan bulan depan. Prospek penurunan suku bunga ini menjadi faktor utama yang memengaruhi pergerakan imbal hasil obligasi Treasury AS.
Ringkasan
Imbal hasil obligasi Treasury AS tenor 10 tahun sempat menembus 4,02% setelah libur Thanksgiving, sedikit lebih tinggi dari level terendah Oktober. Sepanjang November, yield obligasi AS turun hampir 5 bps karena ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada Desember mendatang.
Sentimen ini diperkuat oleh data ekonomi AS yang menunjukkan perlambatan, seperti penjualan ritel dan laporan ADP ketenagakerjaan. Dukungan penurunan suku bunga juga datang dari Gubernur Fed Christopher Waller dan Presiden Fed New York John Williams. Pasar memperkirakan probabilitas 87% The Fed akan menurunkan suku bunga dana federal sebesar 25 bps pada pertemuan mendatang.



